SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Selain belum membaiknya pendapatan pedagang yang menempati kawasan relokasi Parangtritis (Paris) Baru, sejumlah fasilitas rusak bahkan sudah disewakan untuk warga luar Bantul yang digunakan untuk tempat ‘esek-esek’.
   
Dari pengamatan Harian Jogja, kerusakan itu terlihat pada bagian atapnya lantaran terkena kencangnya angin yang berhembus dari pantai. Lampu- lampu penerangan pantai rusak, bahkan tersisa tiangnya. Kamar mandi yang dibangun bersama pasar pada bagian toiletnya hilang.

Badawi, 65, warga setempat mengaku tidak mengetahui hal tersebut ulah siapa, namun dua bulan sejak pasar itu diserahkan pada 2007 toilet sudah tidak ada.

Promosi Selamat Datang Kesatria Bengawan Solo, Kembalikan Kedigdayaan Bhineka Solo

”Toilet itu dijugil, lalu ditutup keramik lagi. Saya nggak tahu dinas atau siapa yang melakukannya,” kata dia, pekan lalu.
   
Soal sepinya pengunjung dia mengeluh karena tidak ada distribusi bus yang sama antara blok satu dengan blok lainnya.
   
”Dalam sehari dapat Rp10.000 saja sudah bagus itu,” katanya. Menurutnya pemerintah juga tak tegas karena masih membiarkan yang lain jualan di luar kawasan pasar meski tidak sampai bibir pantai.

Pada bagian ujung barat pasar tersebut yang dibangun rumah-rumah yang sedianya untuk warung kini sudah disewakan. Per bulannya sekitar Rp150.000. Bukan lagi untuk warung, tapi justru digunakan untuk tempat tinggal, ada tempat tidur, bahkan parabola.
   
Samiyem mengaku menyewanya pertahun. Niatannya untuk berjualan, tapi karena lokasi masih sepi, ketika berjualan dia berpindah ke los pasar yang paling muka. Dan dia pun tak mengalami keberuntungan. ”Sewanya Rp150.000, tapi perharinya sekitar Rp5.000,” kata dia.
  
Tempat itu juga kerap disalahfungsikan sebagai tempat bisnis esek-esek. “Itu disewa cewek- cewek. Ya untuk nyewek,” kata Parjinem, warga sekitar. Diapun pernah sempat melihat ada beberapa yang terjaring razia oleh petugas Satpol PP ditempat tersebut.
   
Setelah gempa 2006 silam, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bantul menggagas penataan kawasan Parangtritis. Pembangunan los dan kios itu dilakukan dalam lima tahap yang rencananya hingga Parangkusumo. Tahap pertama,274 los dan 39 kios telah diserahkan pada warga.
   
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Pemkab Bantul Suyoto mengaku tidak mengetahui keadaan rusaknya toilet dan beralihnya warung- warung yang disewakan oleh warga yang berhak tersebut.
   
“Tapi kalau soal sewa sebetulnya tidak diperbolehkan karena itu adalah tanah Sultan Ground,” ujarnya.
   
Terkait dengan digunakannya warung sebagai tempat ‘esek-esek’, dia berdalih hal itu bukan kewenangannya, namun intansi lainnya yang bersangkutan.
   
Kendati begitu dia khawatir jika hal tersebut dibiarkan kejadian di Samas dapat berulang. ”Itu pengalaman pahit. Dulu wisatawan menyingkir dari Samas karena ada prostitusi,” pungkas dia.(Wartawan Harian Jogja/Andreas Tri Pamungkas)

Foto: Kondisi kios di Pantai Parangtritis, Sabtu (11/6). (Harian Jogja/Andreas Tri Pamungkas)

HARJO CETAK

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya