SOLOPOS.COM - Suryadharma Ali (JIBI/Bisnis/dok)

Solopos.com, SEMARANG — Kerukunan beragama Indonesia dinilai terbaik di dunia. Menteri Agama Suryadharma Ali pun mewacanakan penetapan Hari Amal Bakti Kementerian Agama yang jatuh setiap tanggal 3 Januari sebagai hari memperingati momen hormoni lintas iman itu.

Pemikiran itu dikemukakan Suryadharma Ali dalam sambutan saat menghadiri doa untuk bangsa dan penutupan Wahana Negara Raharja (WNR) yang digelar Majelis Nichiren Shoshu Buddha Dharma Indonesia (MNSBDI) di Akademi Kepolisian (Akpol), Semarang, Jawa Tengah, Minggu (29/9/2013). Laman resmi Kementerian Agama, Kemenag.go.id mencatat hadir pada acara tersebut Dirjen Bimas Buddha Kemenag Joko Wuryanto, Dirjen Bimas Islam Abdul Djamil, Staf Khusus Menag Budi Setiawan, Ketua Umum DPP Perwakilan Umat Buddha Indonesia (Walubi), Sekjen DPP Walubi Citra Surya, Ketua Umum MNSBDI Aiko Senosoenoto, dan ketua panitia Lusiania.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Kerukunan beragama di negeri ini, adalah terbaik di dunia. Karena itu, kami akan mengusulkan kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono agar menetapkan tanggal 3 Januari sebagai Hari Kerukunan Beragama. Ini bersamaan dengan perayaan Hari Amal Bakti Kementerian Agama. Kita ingin melihat ustaz, kiai, pendeta, romo, pastur, biksu, masyarakat dan para tokoh lintas agama berjalan bersama bergandengan tangan,” ujar Menag yang disambut tepuk tangan hadirin.

Bila ada kesempatan yang lebih panjang, kata Menag, ia akan menyampaikan penjelasan dan argumentasi yang lebih lengkap tentang dasar wacana yang dilontarkannya itu. Seperti diketahui, sejak Kementerian Agama berdiri pada 3 Januari 1946 yang dipelopori almarhum KH M Rasjidi, Kemenag selalu memperingati tanggal bersejarah tersebut sebagai hari amal bakti. “Agama tak dapat dipisahkan dari kehidupan negara, dan Kemenag hadir untuk memelihara dan menjamin kepentingan agama serta para pemeluknya,” kata Suryadharna dalam prosesi sakral yang dipimpin Biksu Yang Arya Shojo Sakabe, dan Yang Arya Shokun Takashi itu.

Menag Suryadharma Ali meyakini Indonesia adalah negara yang memiliki kerukunan beragama yang bisa menjadi teladan global. Sebab, kata dia, pemerintah memberikan kebijakan istimewa untuk hari besar semua agama di Indonesia. “Nah, sekarang tunjukkan kepada saya negara mana yang seperti itu. Inilah yang terbaik,” kata Menag.

Dia mencontohkan, hari besar umat Islam Idul Fitri dinyatakan sebagai libur nasional. “Begitu pun Natal yang diperingati umat Kristen dan Katolik. Hari besar umat Hindu dan Buddha pun demikian. Bahkan, Hari Raya Imlek kini juga dinyatakan sebagai hari libur nasional. Semua saling menghormati dan saling memberikan ucapan selamat hari raya,” ujar Menag.

Namun, Menag juga tak menampik bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) tak luput dari konflik agama. Tapi, dia menilai sengketa religi itu sebagai hal wajar. “Konflik wajar, karena fitrah manusia diciptakan Tuhan sekaligus dengan sifat amarah. Di sinilah fungsi agama mengajarkan umat untuk mengatur dan mengendalikan emosinya. Sehingga kehidupan yang penuh warna bisa rukun, harmonis, dan sejahtera,” kata Menag.

Karena itu, Menag mengapresiasi kegiatan yang digelar MNSBDI sebagai aktivitas positif yang sangat bermanfaat untuk bangsa. “Hari ini adalah bersejarah bagi kita semua. Karena doa-doa yang dipanjatkan pada acara ini pada suasana penuh kedamaian dan ketenangan,” ujarnya.

Sebelumnya, sebagai bagian dari Wahana Negara Raharja, Dirjen Bimas Buddha Joko Wuryanto menyampaikan pengarahan dalam acara nikah massal yang digelar MNSBDI. “Semoga para mempelai bisa maju menghadapi tantangan kehidupan baru, dengan didasari kepercayaan terhadap Mandala Pusaka Gohonzon,” ujarnya

Dirjen menjelaskan, WNR juga ditandai dengan penanaman 15.000 mangrove. “WNR merupakan kegiatan untuk memperingati HUT ke-49 MNSBDI. Penanaman mangrove dilakukan sebagai salah satu bagian ajaran Buddha mengenai kesatuan manusia dan lingkungan. Buddha mengajarkan umatnya untuk menjadi mata, tiang, dan bahtera bagi bangsa,” ucapnya.

Hal sama disampaikan Lusiana. Dia menyebutkan, dengan doa untuk bangsa diharapkan Indonesia dapat melaksanakan Pemilu 2014 dengan tenang dan damai, serta dapat memilih pemimpin yang bisa membawa kemajuan bangsa. “Pelaksanaan doa untuk bangsa ini sama sekali bukan gerakan politik, melainkan perwujudan pelaksanaan ajara Buddha,” ujarnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya