SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Makkah–Menteri Agama (Menag) Suryadharma Ali menyatakan tidak akan memberlakuan peraturan yang ketat bagi batas usai jamaah calon haji Indonesia. Alasannya, kultur masyarakat Indonesia dalam kegiatan haji harus dipahami.

“Kita harus bisa memahami kultur umat Islam Indonesia dalam memandang kegiatan berhaji. Tidak bisa asal membatasi. Jangankan yang tua, yang muda pun juga ingin meninggal di sini, di Makkah dan Madinah. Sehingga tidak menyoalkan kesehatan dan usia,” ujar Suryadharma dalam jumpa pers kepada wartawan Media Center Haji (MCH) di Bandara King Abdul Azis Jeddah setibanya dari tanah air bersama kloter 75 JKS, Kamis (19/11) siang waktu Arab Saudi.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Menurut Suryadharma, pembatasan usia jelas sulit dilakukan karena itu hal yang relatif dalam kehidupan manusia. “Tadi saya bersama jamaah kita yang usianya 70 tahun, bahkan ada yang 80 tahun, tapi mereka tetap sehat dan tetap semangat, saya jadi kagum,” tuturnya.

Berdasarkan berbagai informasi yang diperolehnya selama ini, jamaah haji Indonesia yang berusia tua justru sangat termotivasi untuk segera melihat Ka’bah. Mereka rela segera sampai walaupun harus berjalan kaki. “Karena begitu melihat Ka’bah mereka timbul semangat, terpompa spirit mereka,” kata dia.

Mengenai tingkat stres jamaah Indonesia yang tinggi, Suryadharma mengatakan, hal itu wajar sekali dialami oleh orang yang mengalami situasi yang sangat berbeda sekali dengan kehidupan sehari-harinya. Dicontohkan dia, kebiasaan jamaah yang tidur bersama istri atau suaminya di tanah air, tiba-tiba haru tidur bersama 8 sampai 10 orang dalam suatu kamar.

“Berbeda-beda pula keinginannya, ada yang ingin lampu terang, ada yang ingin dimatikan. Ada yang suka AC, ada juga yang maunya kipas angin. Itu belum masalah naik pesawat lama sekali, padahal sebelumnya belum pernah sama sekali,” paparnya.

Kepada wartawan, Suryadharma juga kembali menegaskan tentang upaya penempatan jamaah haji Indonesia di pemondokan yang paling jauh 4 km dari Masjidil Haram pada penyelenggaraan haji 2010 mendatang. Namun, dirinya belum mengetahui tentang prosentase kemungkinan kenaikan BPIH, terkait penempatan jamaah di lokasi yang paling strategis itu.

Saat diminta tanggapan tentang perlunya peningkatan pelayanan dengan harga yang lebih efisien lagi, Suryadharma justru balik bertanya, “Bagaimana caranya ya? Harga ditekan, tapi kualitas pelayanannya naik,” jawab dia.

dtc/isw

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya