SOLOPOS.COM - Pegawai UKM Sijarwo di Desa Wonorejo, Kecamatan Jatiyoso menimbang singkong jarak towo yang akan dijadikan olahan singkong (kanan). Pegawai UKM Sijarwo menunjukkan hasil olahan singkong jarak towo di Desa Wonorejo, Kecamatan Jatiyoso. (Istimewa/Dokumentasi Pribadi)

Solopos.com, KARANGANYAR -- Sejumlah pelaku usaha kecil menengah (UKM) di Kabupaten Karanganyar berusaha keras bertahan hidup di tengah wabah Covid-19.

Chit-Chat Bupati Yuni dan Warga Sragen Sembuh dari Covid-19

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Mereka memutar otak agar tetap berjualan dan mendapatkan penghasilan saat wabah. Mereka mengandalkan penjualan secara online. Tetapi ada juga sejumlah pelaku UKM di Kabupaten Karanganyar terpaksa menutup lapak selama wabah Covid-19.

Seperti pemandangan di Taman Pancasila, Alun-Alun Kabupaten Karanganyar, Pujasera Cangakan Karanganyar, dan lokasi lain. Mereka terpaksa menaati aturan pemerintah agar sementara menutup lapak untuk mengurangi kemungkinan kerumunan pembeli.

Salah satu pelaku UKM di Karanganyar yang bertahan di tengah pandemi, pemilik usaha olahan singkong jarak towo bernama Sijarwo di Desa Wonorejo, Kecamatan Jatiyoso, Sudrajat. Dia mengaku penjualannya merosot hingga 50% selama pandemi. Pemasukan dari penjualan produk Sijarwo di lokasi objek wisata di Kabupaten Karanganyar otomatis nol. Seluruh objek wisata di Kabupaten Karanganyar tidak beroperasi sementara waktu.

Kerusakan Paru-Paru Anak Akibat Covid-19, Meradang Hingga Terisi Nanah

"Penurunan sampai hari ini 50%. Yang ada pengurangan ya area wisata. Drop total karena tidak ada kunjungan. Lesu di daerah pemasaran offline atau berbasis toko, seperti di tempat wisata Karangpandan, Tawangmangu, Karanganyar. Tetapi permintaan pasar online di Jawa Barat dan Soloraya masih. Meskipun ada pengurangan tapi tidak banyak," ujar Sudrajat saat berbincang dengan Espos melalui telepon, Senin (11/5).

Sudrajat menyampaikan harga singkong jarak towo stabil. Dari petani Rp3.500 per kilogram. Kecamatan Jatiyoso menjadi salah satu sentra budidaya singkong jarak towo. Dia mengklaim olahan pangan menggunakan bahan lokal dan organik digemari selama wabah.

Sudrajat memiliki sejumlah pedagang kecil tersebar di Provinsi Jawa Barat, seperi Tangerang, Bekasi, Bogor, dan sejumlah kabupaten di Soloraya, seperti Boyolali, Wonogiri, Sragen, dan Sukoharjo. Dia memiliki strategi merawat pelanggan. Salah satunya dengan memberikan potongan harga dan bonus produk dengan pembelian tertentu.

Kasus Baru Positif Covid-19 di Indonesia Turun 2 Hari, Jangan Senang Dulu!

Kondisi UKM di Karanganyar Memprihatinkan

"Salah satu bahan pangan aman dan organik. Dan malah menjadi sumber energi dan vitamin. Masyarakat saat ini membutuhkan makanan organik untuk menjaga daya tahan tubuh. Untuk reseller itu saya beri potongan harga apabila mengambil barang 150 bungkus. Saya berikan bonus dua bungkus tahu bakso apabila belanja dengan nilai kelipatan Rp50.000," ujar dia.

Sementara itu, Ketua Ekonomi Kreatif (Ekraf) Kabupaten Karanganyar, Sumartoyo, menyampaikan kondisi rata-rata pelaku UKM memprihatinkan. Mereka tidak bisa membukan lapak atau mengandalkan penghasilan dari berjualan.

Sumartoyo berharap pemerintah pusat maupun Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Karanganyar memiliki strategi menyelamatkan pelaku UKM. Dia menyebut salah satu program yang pernah diterapkan pemerintah saat krisis ekonomi tahun 1998, yakni proyek penanggulangan penganggur pekerja terampil (P3T). Ekraf Kabupaten Karanganyar menaungi 250 pelaku UKM se-Kabupaten Karanganyar.

Curhat Ngenes ABK WNI di Kapal China: Makan Umpan Ikan Bau Simpanan 13 Bulan

Salah satu usaha Sumartoyo adalah kedai kopi. Dia memiliki dua kedai kopi di Kabupaten Karanganyar dan Klaten. Dua usahanya itu otomatis mandek selama wabah.

"Kalau kawan-kawan Ekraf ada yang masih jalan tetapi ada yang tiarap. Ada yang alih usaha. Kalau usaha kuliner jelas banyak yang mandek. Harapan saya pemerintah membantu kami melalui memperkuat modal tanpa pandang bulu. Dulu waktu krisis tahun 1998 ada paket P3T. Saya tahu persis program P3T saat itu sangat membantu UKM dan para tenaga yang menganggur. Apalagi saat ini ada lulusan SMK," ujar Sumartoyo saat dihubungi Solopos.com, Senin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya