SOLOPOS.COM - Sampah terlihat bertumpuk di selokan kecil yang berada di tengah pedestrian kawasan Titik Nol, Kota Jogja, Jumat (16/10/2017). (Bhekti Suryani/JIBI/Harian Jogja)

Tumpukan sampah ditemukan di kawasan wisata Titik Nol Jogja.

Harianjogja.com, JOGJA— Selokan kecil yang membelah pedestrian di kawasan Titik Nol Jogja dipadati sampah beraneka rupa. Ironisnya, sampah tak hanya dibuang wisatawan, para pedagang kaki lima (PKL) juga memilih membuang sampah ke selokan yang ada di jantung Kota Jogja tersebut daripada membuangnya ke tempat sampah.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Pemandangan tak lazim dapat disaksikan di jantung Kota Jogja Titik Nol, Senin (16/10/2017) sore. Selokan selebar sekitar sepuluh sentimeter yang membentang dari utara ke selatan itu penuh disesaki sampah. Padahal, lokasinya berada di tempat paling strategis di pusat pariwisata Jogja. Tempat di mana wisatawan dari penjuru Tanah Air maupun dunia kerap lalu lalang selama 24 jam.

Sampah plastik, organik maupun an organik di buang ke lubang selokan tersebut. Ironisnya lagi, salah satu PKL yang berjualan di kawasan di Titik Nol dengan santai menyapu sampah di sekitar lapak dagangannya dan membuangnya ke dalam selokan tersebut. Padahal, ada tong sampah yang berjarak tidak sampai sepuluh meter dari tempatnya menyapu sampah.

Salah satu wisatawan Salwa Sufi menuturkan, sampah bertumpuk di tengah kota tersebut menurutnya tidak pantas. “Apalagi Jogja ini Kota Wisata, di tengah kota lagi seperti Titik Nol,” tutur Salwa Sufi, Jumat (16/10/2017).

Ia berharap, petugas kebersihan di Kota Jogja segera mengatasi kekumuhan di pusat wisata tersebut. “Masyarakat harusnya juga sadar diri, jangan buang sampah sembarangna, ini kan ada tempat sampah,” tutur pelajar kelas 2 salah satu Madrasah Aliyah di Jogja tersebut.

Pegiat Forum Pemantau Independen (Forpi) Jogja Baharuddin Kamba yang kebetulan ada di lokasi juga menyayangkan, pusat wisata justru dijejali sampah. “Di jantung kota saja seperti ini apalagi di wilayah pedalaman atau pinggiran,” tutur Baharuddin Kamba.

Forpi mendorong aparat pemerintah Kota Jogja maupun Unit Pelaksana Teknis (UPT) Malioboro selalu memantau kebersihan di kawasan objek wisata tersebut, sekaligus menambah tong sampah di kawasan Titik Nol. Dirinya juga heran dengan ulah pedagang yang memilih membuang sampah ke selokan daripada ke tempat sampah. “Itu jelas sekali, pedagang menyapu sampahnya ke selokan,” kata dia sembari menunjuk kepada salah seorang PKL.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya