SOLOPOS.COM - Tim Ekspedisi Energi 2021 Solopos sampai di salah satu sumur produksi PLTP Dieng yang dikelola PT Geo Dipa Energi, Sabtu (14/8/2021). (Solopos/Taufiq Sidik Prakoso)

BANNER EKSPEDISI ENERGI 2021

Solopos.com, WONOSOBO — Hari terakhir Ekspedisi Energi 2021 yang digelar Solopos Media Group diisi salah satunya dengan mengunjungi lokasi Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi atau PLTP Dieng di Wonosobo, Sabtu (14/8/2021).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Potensi sumber energi panas bumi di Jawa Tengah sebenarnya cukup melimpah. Sebagian di antaranya sudah dimanfaatkan menjadi Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) seperti di kawasan Dieng, dataran tinggi yang berada di Kabupaten Wonosobo.

Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP) Dieng dikelola PT Geo Dipa Energi (Persero), salah satu BUMN di bawah Kementerian Keuangan. Potensi energi listrik yang bisa dihasilkan dari panas bumi Dieng sebenarnya bisa mencapai 450 Mega Watt (MW).

Baca Juga: Tim Ekspedisi Energi 2021 Solopos Memasuki Hari Terakhir Penjelajahan, Ini Agendanya

Namun, saat ini, potensi energi listrik yang sudah dimanfaatkan dari PLTP Dieng baru sebesar 60 MW. Dari PLTP Dieng, listrik dipasok ke PLN untuk memenuhi kebutuhan listrik wilayah Jawa-Bali.

Untuk mengeksplorasi lebih jauh potensi energi panas bumi yang ada di kawasan Dieng, Tim Ekspedisi Energi 2021 Solopos Media Group mendatangi salah satu sumur produksi yakni sumur HCE-31.

Prinsip Kerja PLTP

Human Capital and Finance Manager PT Geo Dipa Energi, Agus Supriyanto, mengatakan prinsip kerja PLTP yang memanfaatkan panas bumi hampir sama dengan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU).

Baca  Juga: Melihat Dari Dekat Kawasan Industri Terpadu Grand Batang City

Uap panas untuk memutar turbin kemudian menggerakkan generator. Hanya, uap panas yang digunakan merupakan uap panas bumi yang berasal dari perut bumi.

“Panas bumi ini memanfaatkan panas di perut bumi yang bersentuhan dengan air di bawah tanah kemudian memunculkan tekanan yang bisa dimanfaatkan untuk menggerakkan turbin. Sama persis prosesnya dengan memasak air. Diawali dengan memanasi air di cerek lama kelamaan air di cerek bergejolak karena ada tekanan [menimbulkan uap panas],” kata Agus kepada tim di lokasi PLTP Dieng.

PLTP termasuk energi baru dan terbarukan. Siklus yang dijalankan pada PLTP bersifat tertutup. Selama siklus tersebut terjaga baik, energi yang dihasilkan tak bakal habis.

Baca Juga: PLTS Atap Kantor Dinas ESDM Jateng Hemat Biaya Listrik Hingga 31%

Penanaman Pohon

Salah satunya yakni menjaga alam lingkungan sekitar sumur produksi agar ketersediaan air di dalam tanah tetap terpenuhi. “Salah satu contoh sumur tertua di PLTP Kamojang yang umurnya lebih tua dibandingkan sumpah pemuda,” jelas Agus.

Dari pantauan tim, lokasi sumur produksi PLTP berdampingan dengan perkebunan warga yang ditanami aneka sayuran. Asap yang keluar dari cerobong-cerobong merupakan uap air yang langsung menghilang di udara.

Baca Juga: Melihat Lebih Dekat Pemanfaatan Gas Bumi untuk Rumah Tangga di Semarang

Selain melihat pengoperasian PLTP, tim ekspedisi bersama tim dari Geo Dipa Energi Dieng melakukan aksi penanaman pohon. Kegiatan itu dilakukan sebagai bentuk mendukung komitmen menurunkan emisi gas karbon dengan tetap menjaga kelestarian lingkungan.

Ekspedisi Energi 2021 yang digelar Solopos Media Group ini didukung Adaro Energy, Geo Dipa Energi, ExxonMobil Cepu Limited, SKK Migas. Kemudian Dinas ESDM Provinsi Jawa Tengah, Husky-CNOOC Madura Limited (HCML), Pertamina, PLN, Pertamina EP, PGN, PGN Gagas, dan Nasmoco Jawa Tengah

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya