SOLOPOS.COM - Lalu lintas kendaraan roda empat dan roda dua di Kawasan Nglangon, tepatnya di Jl. Ahmad Yani Sragen, cukup padat pada Minggu (29/8/2021). Kawasan ini akan dikembangkan sebagai lokasi pusat bisnis terpadu. (Solopos/Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN – Pertumbuhan ekonomi yang baik dan mapan di sepanjang Jl. Ahmad Yani, Nglangon, Karangtengah, Sragen, ditangkap Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sragen dengan mengembangkan kawasan tersebut sebagai pusat perkotaan Sragen.

Hal ini mengacu Peraturan Daerah No. 1/2020 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kabid Tata Ruang Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Sragen Wahyu Wardani saat dihubungi Solopos.com, Minggu (29/8/2021), menyampaikan wilayah Nglangon dikembangkan sebagai kawasan permukiman perkotaan berdasarkan Perda No. 1/2020 tentang RTRW.

Baca Juga: Pemkab Sragen Gelontorkan Rp2,1 Miliar untuk Pengadaan Sembako Bagi Warga Miskin

Ekspedisi Mudik 2024

Dia mengatakan dalam draf Rencana Detail Tata Ruang (RDTR), Nglangon menjadi zona pusat pelayanan kawasan perkotaan dan zona perdagangan barang jasa dengan skala pelayanan kota.

“Rencana pengambangan itu masih konsep yang akan diajukan ke Kementerian Agraria dan Tata Ruang (ART) atau Badan Pertanahan Nasional (BPN). Salah satunya nanti ada fasilitas pendukung berupa RTH [ruang terbuka hijau]. Lokasi RTH itu di mana, belum fixed karena tataran konsep,” kata Dhani, sapaan akrabnya.

Kepala Dinas Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Sragen, Tugiyono, melihat Jl. Ahmad Yani tumbuh sebagai pusat kuliner dan pertokoan sekarang. Dia menyampaikan di jalan ini juga terdapat fasilitas kesehatan RS Rizki Amalia. Pada ujung utara Jl. Ahmad Yani, tepatnya di Kawasan Nglangon, akan menjadi kawasan bisnis terpadu atau central business district (CBD) baru.

Baca Juga: Jebakan Tikus Listrik di Sragen Sering Jadi Senjata Makan Tuan, Ini Hlo Penyebab Jumlah Hama Naik Terus

“Di Kawasan Nglangon itu terdapat lahan milik Pemkab Sragen yang cukup luas yang nantinya sebagai tempat pusat bisnis terpadu itu,” ujar Tugiyono.
Dia menerangkan CBD ini nanti tumbuh dengan pendukungnya berupa pusat niaga, komersial, dan rekreasi seperti di kota besar.

“CBD ini akan menjadi ikon di Kota Sragen. Ke depan kemungkinan muncul pasar, hotel, dan pendukung lainnya. Dulu pernah dibuat grand design di DPUPR,” kata dia.

Jalur Padat dan Ramai

Sementara itu, berdasarkan pantauan Solopos.com, deretan kios membentang di sepanjang Jl. Ahmad Yani. Kios-kios rentang yang berada di sebelah barat jalan itu menjadi tempat aneka usaha para warga dari simpang empat Batoar sampai Pasar Nglangon. Sementara di sebelah timur juga banyak pedagang kaki lima (PKL) membuka lapak.

Jalan itu membujur dari utara ke selatan. Pasar Nglangon dan Pasar Joko Tingkir berada di ujung utara dan Pasar Bunder Sragen berada di ujung selatannya. Jalan sepanjang 2 km itu menjadi pusat pertumbuhan ekonomi di wilayah Kota Sragen.

Baca Juga: Dua Bocah Karangtengah Sragen Meninggal Dunia Tenggelam di Sungai Mungkung

Selain pasar-pasar itu juga ada Pasar Kota Sragen dengan toko-toko pendukung di sebelah utara palang perlintasan kereta api (KA) Meteor Sragen. Jalan mulai dari simpang empat Pos Lalu Lintas (Poslantas) Sragen sampai Pasar Bunder merupakan jalur padat dan ramai karena berada di lingkungan Pasar Bunder dan Pasar Kota Sragen.

Sementara dari simpang empat Pos Lantas sampai simpang empat Batoar juga dipadati beraneka usaha, seperti rumah makan, warung makan, toko bangunan, bengkel, RS Rizki Amalia Sragen, toko sembako, toserba, minimarket, dan aneka usaha lainnya. Jalur sepeda angina satu-satunya juga ada di Jl. Ahmad Yani Sragen itu. Jalur sepeda itu tidak termanfaatkan sampai sekarang.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya