SOLOPOS.COM - MINAT DAN BAKAT -- Para siswa Kelas 3 SD Al Azhar Syifa Budi Solo bersiap belajar bahasa Inggris dengan menggunakan media wayang kartun beberapa waktu lalu. Pemilihan sekolah yang tepat oleh orangtua harus mempertimbangkan kemampuan, minat dan bakat anak. (JIBI/SOLOPOS/Agoes Rudianto)

MINAT DAN BAKAT -- Para siswa Kelas 3 SD Al Azhar Syifa Budi Solo bersiap belajar bahasa Inggris dengan menggunakan media wayang kartun beberapa waktu lalu. Pemilihan sekolah yang tepat oleh orangtua harus mempertimbangkan kemampuan, minat dan bakat anak. (JIBI/SOLOPOS/Agoes Rudianto)

SOLO – Orangtua dan siswa disarankan tidak memilih sekolah hanya karena faktor gengsi. Namun, minat dan kemampuan siswa seharusnya menjadi pertimbangan utama ketika akan memilih sekolah.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Sosiolog Pendidikan yang juga dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Atik Catur Budiati SSos MA, mengungkapkan faktor utama yang harus diperhatikan ketika akan memilih sekolah adalah keinginan anak. Jika anak sudah bisa diajak berkomunikasi, bisa ditanyakan anak tersebut inginnya sekolah dimana. “Setelah tahu keinginan anak, orangtua perlu memperhatikan kemampuan anak. Jangan sampai orangtua memaksa anak memasuki sekolah unggulan misalnya, padahal sebenarnya anak tidak mampu,” terangnya.

Sebelum menentukan sekolah yang dituju, terangnya, orangtua dan siswa perlu melakukan observasi bagaimana sesungguhnya sekolah yang akan dipilih. Apakah program sekolah tersebut, sudah sesuai dengan kondisi, minat dan kemampuan anak. Pasalnya saat ini banyak sekolah menawarkan berbagai keunggulan. “Oleh karena itu orangtua harus selektif,” katanya.

Atik menegaskan jangan sampai keputusan akhir tentang sekolah yang dituju, hanya mempertimbangkan keinginan orangtua. Pasalnya anak itulah yang akan menjalani pendidikan, sehingga kemampuan dan minat anak harus diperhatikan.

Senada, Sekretaris Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) Kota Solo, Budi Setiono, mengingatkan masyarakat untuk memilih sekolah sesuai kemampuan. Orangtua terutama, jangan sampai memaksakan kehendak kepada anak. Budi juga mengatakan jika nantinya seorang anak tidak diterima di sekolah berstatus Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI), tidak usah patah semangat. Pasalnya nanti masih ada kesempatan mendaftar di sekolah reguler. “Pada hakikatnya semua sekolah sama. Kalau tidak diterima di sekolah RSBI, bisa mendaftar di sekolah reguler,” jelasnya.

Sementara itu Kepala SMPN 1 Solo, Sri Suwartinah MPd, mengungkapkan jika seorang anak tidak benar-benar mampu, orangtua seharusnya tidak mendaftarkan anaknya di sekolah RSBI. Pasalnya sekolah RSBI menuntut kemampuan siswa lebih dari siswa kebanyakan. Ia mencontohkan jika siswa sekolah reguler hanya ujian semester satu kali, siswa SMPN RSBI harus ujian tiga kali. “Selain mengikuti ujian semester tingkat Kota Solo, siswa masih harus mengikuti tes yang diadakan Dinas Pendidikan tingkat provinsi dan Direktorat Pembinanan SMP, Kemendikbud. Tesnya menggunakan Bahasa Inggris. Kalau tidak pintar, kasihan siswa itu,” ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya