SOLOPOS.COM - Ilustrasi bayi (JIBI/Harian Jogja/Reuters)

Kurangnya pengetahuan tentang kesehatan reproduksi menjadi salah satu penyebab kasus pembuangan bayi.

Harianjogja.com, BANTUL—Selama dua bulan terakhir di Bantul sudah terdapat empat kasus pembuangan bayi. Banyaknya kasus pembuangan bayi dinilai akibat kurangnya pengetahuan masyarakat terutama remaja, terhadap kesehatan reproduksi (Kespro).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kepala Sub Bidang Advokasi, Badan Keluarga Sejahterah, Perlindungan Perempuan dan Keluarga Berencana (BKKPPKB) Kabupaten Bantul, Suryadi Raharjo mengatakan kurangnya pengetahuan masyarakat tentang kesehatan reproduksi terutama remaja menjadi salah satu penyebab utama kasus pembuangan bayi. Menurutnya kurangnya pengetahuna remaja tentang kesehatan reproduksi, membuat mereka tidak tahu resiko berhubungan intim.

Remaja yang tidak mengerti resiko berhubungan intim mengunakan organ reproduksi hanya sebatas kesenangan saja. Padahal menurutnya hal itu dapat berakibat pada kehamilan. Sehingga akahirnya banyak dari mereka yang tidak menginginkan kehamilan, terutama para remaja. Lanjutnya remaja yang mudah panik lantas menggugurkan kandunganaya, lalu membuang bayi tersebut.

Kasus pembuangan bayi terbaru, terjadi pada Rabu (5/10/2016) di Piyungan. Seorang bayi baru lahir ditemukan masih hidup saat dibuang di sebuah panti asuhan di Desa Srimulyo, Piyungan, Bantul. Bayi mungil laki-laki yang diperkirakan belum berumur dua hari itu kali pertama ditemukan Santi, pengelola Panti Asuhan Umar Bin Khatab di Dusun Klenggotan, Srimulyo, Piyungan, Rabu (5/10/2016) dinihari sekitar pukul 02.30 WIB.

Masih di pekan yang sama, bayi berjenis kelamin perempuan ditemukan di muara Sungai Opak, objek wisata Pengklik sebelah timur Pantai Samas Dusun Ngepet, Desa Srigading,Kecamatan Sanden, Bantul. Saat ditemukan pada Senin (3/10) pukul 08.00 WIB bayi tersebut sudah dalam kondisi tidak bernyawa.

Kemudian pada pada Jumat (23/9/2016) ditemukan bayi di sebuah bangunan kosong yang ada di tepi sawah, tepatnya di kawasan Jl. Sedayu-Palbapang, Dusun Jodog, Gilangharjo. Saat ditemukan oleh warga bayi tersbut masih bersimbah darah. Diduga bayi tersebut merupakan hasil dari hubungan gelap dua pasangan remaja yang sempat dipergoki oleh saksi pada waktu sebelumnya.

Di bulan yang sama pada pekan sebelumnya, Kamis (15/9) juga ditemukan bayi laki-laki baru lahir di Tempat Pembungan Sampah Terppadu (TPST) Piyungan dalam kondisi sudah tidak bernyawa. Jasad bayi baru lahir itu ditemukan oleh seorang pemulung bernama Riyati pada Kamis (15/9) sekitar pukul 06.30 WIB.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya