Belum lama ini Jon Koplo menjalankan ibadah umrah bersama ibunya, Lady Cempluk. Pengalaman pertama pergi ke Tanah Suci inilah yang membuat warga Sukoharjo ini melakukan blunder dengan spekulasi yang diputuskannya.
Hari terakhir di Tanah Suci setelah tawaf wada, Koplo dan Cempluk dengan semangat membawa air zamzam yang diambilnya langsung dari Masjidil Haram untuk dibawa pulang. Meski sudah dijatah dari pihak travel dengan dua jeriken air zamzam, tapi bagi Koplo dan Cempluk belumlah cukup untuk oleh-oleh bagi kerabat di Tanah Air.
Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda
Setiba di Bandara Internasional Jeddah, sebelum memasuki pesawat para penumpang diperiksa. Jon Koplo mulai resah. Ia teringat ketika berangkat dari Indonesia semua jenis air mineral tidak boleh masuk dalam pesawat. Maka tanpa pikir panjang Koplo pun membuang dua botol air zamzamnya ke tempat sampah.
Tapi tan kocapa, sampai di dalam pesawat, ternyata membawa air zamzam tidak dilarang. Jon Koplo mengadukan hal itu pada Tom Gembus, jamaah umrah yang dikenalnya selama di Tanah Suci.
“Tiwas banyu zamzamku tak buwang Mbus, jebul oleh digawa ta?” sesalnya.
“Apesmu Plo, dudu rejekimu. Iki aku nggawa sepuluh botol, kowe wani pira?” goda Gembus.
“Bukan masalah wani pira, nanti kalau ibuku tahu aku bakal kena semprot,” jawab Koplo dengan muka malas.
Benar saja. Setiba di Jakarta, Koplo diomeli habis-habisan setelah Cempluk tahu air zamzamnya dibuang.
Andika Siwi Wijanarko, Centelan RT 001/RW 003 Mulur, Bendosari, Sukoharjo.