SOLOPOS.COM - Pengendara motor melintasi tempat pembuangan sampah (TPS) yang ditutup warga Desa Karangan, Kecamatan Karanganom, Klaten, Senin (20/5/2013). TPS itu ditutup warga karena sudah overload dan dianggap mengganggu lingkungan. (Shoqib Angriawan/JIBI/SOLOPOS)


Pengendara motor melintasi tempat pembuangan sampah (TPS) yang ditutup warga Desa Karangan, Kecamatan Karanganom, Klaten, Senin (20/5/2013). TPS itu ditutup warga karena sudah overload dan dinilai mengganggu lingkungan. (Shoqib Angriawan/JIBI/SOLOPOS)

KLATEN–Akibat volume sampah yang melebihi kapasitas, tempat pembuangan sampah (TPS) di Desa Karangan, Kecamatan Karanganom, Klaten akhirnya ditutup warga setempat sejak Maret lalu. Meski demikian, hingga kini masih ada saja warga dari luar desa yang nekat membuang di TPS itu.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Padahal, tepat di TPS itu sudah ada papan pengumuman bertuliskan PERHATIAN…!!! Dilarang Keras Buang Sampah di Sini.

Salah satu pemiliki warung makan yang tidak jauh dari TPS yang ditutup, Winarsih, 30, mengungkapkan banyak warga dari luar desa yang ikut membuang sampah di lokasi itu, sehingga bak sampah tidak mampu menampung sampah dari warga.

“Sebenarnya, TPS itu diperuntukkan warga Desa Karangan, tapi ternyata banyak warga dari luar yang membuang sampah dengan jumlah yang sangat banyak,” jelasnya kepada Solopos.com, Senin (20/5/2013).

Menurutnya, warga ada sebagian warga yang nekat membuang sampah pada malam hari, sehingga luput dari pengawasan warga setempat. Sebelum ditutup oleh warga, sampah di TPS yang berada di perempatan jalan itu pernah menutup satu sisi jalan.

“Pernah ada truk yang tidak bisa lewat karena sampah menggunung dan menutup sebagian jalan.”

Oleh sebab itulah, warga memilih untuk menutup TPS di desanya karena tidak memberikan dampak yang positif bagi masyarakat. Belum lama ini, warga sekitar juga bekerja bakti membersihkan sisa-sisa sampah yang ada di TPS. Namun, hal itu kurang maksimal lantaran masih ada warga dari luar yang nekat membuang sampah di TPS itu.

Robohkan TPS

Sementara itu, Kepala Desa Karangan, Budiyanta, mengatakan TPS itu dibangun dengan dana Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) pada 2012. Saat itu, sebenarnya TPS dibuat untuk mengatasi permasalahan warga yang tidak memiliki tempat khusus pembuangan sampah yang terdekat. Namun, pembangunan TPS itu justru banyak dimanfaatkan warga luar hingga sampahpun membeludak.

“Kemudian warga sepakat untuk menutup TPS karena sampah yang dianggap mengganggu,” paparnya saat ditemui Solopos.com di ruang kerjanya, Senin.

Saat ini, dia berencana untuk merobohkan TPS yang sudah dibangun tahun lalu itu. Pasalnya, meski sudah diberi tulisan larangan, masih ada warga yang membuang sampah di TPS itu. Meski demikian, dia belum bisa menentukan kepastian akan merobohkan TPS itu. Dia mengaku masyarakat desa setempat memang belum begitu membutuhkan TPS.

“Setelah TPS ditutup, masyarakat menghancurkan sampah mereka dengan dipendam maupun dibakar di pekarangan,” ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya