SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Kesehatan adalah salah satu masalah terbesar di negara kita, dan salah satu yang sering kali ada di sekitar dan “menghinggapi” diri kita maupun sanak saudara adalah penyakit stroke. Kita akan membicarakan stroke dengan Baharoedin Ildrem Siregar, ahli neurolog dari RSPI dan MMC Kuningan, Jakarta. Dia juga pengurus inti Perhimpunan Hukum Kesehatan Indonesia (Perhuki) Pusat, Pendiri dan Pembina Yayasan Stroke Indonesia (Yastroki), serta anggota dari Western Pacific Critical Care Society.

Baharoedin Ildrem Siregar mengatakan pencetus terbesar stroke adalah pola hidup (lifestyle) yang tidak baik, misalnya kurang tidur, merokok, workaholic, tidak kenal lelah, banyak makan lemak. Kalau kita memodifikasi pola hidup pasti bisa mencegah stroke. Misalnya, hidup lebih teratur, makan teratur, jangan makan daging terlampau banyak, jam tidur yang cukup, dan olah raga yang sesuai dengan umur. Berikut wawancara Faisol Riza dengan Baharoedin Ildrem Siregar.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Stroke termasuk kategori menyebabkan kematian tertinggi di dunia. Mengapa kita mudah terserang stroke?

Sebetulnya bukan mudah. Kalau mau hidup sehat maka bisa dengan menjalankan promotive (promosi) kesehatan dulu, kemudian preventive (pencegahan), baru ada currative (pengobatan), lalu rehabilitasi. Program promotive berarti kita jangan sampai terkena penyakit-penyakit yang bisa menjadi stroke. Jangan memiliki gaya hidup terlampau gelisah, hiruk pikuk, stress. Program preventive kalau ada faktor risiko, misalnya, ada hipertensi, penyakit jantung, diabetes. Jadi kita harus hidup sehat untuk mencegah supaya faktor risikonya tidak muncul di badan kita.

Dulu stroke hanya diderita orang usia lanjut, tapi sekarang usia muda bisa terkena. Mengapa?

Kita ambil batas usia 45 tahun ke bawah adalah stroke muda, dan 45 tahun ke atas stroke tua. Kalau stroke tua berarti dia terkena hipertensi, jantung, diabetes, dan lain-lain. Kalau stroke muda biasanya karena ada kelainan anomali vascular atau kelainan pembuluh darah bawaan.

Apa saja jenis stroke?

Stroke itu ada yang berdarah dan tidak berdarah. Yang tidak berdarah biasanya karena hipertensi pada orang tua, misalnya ada kolesterol tinggi, asam urat tinggi, kekentalan darah. Itu membuat dinding pembuluh darah sebelah dalam bisa menebal, menumpuk, trombositnya mengendap dan bisa menyumbat di lokasi pembuluh darah tersebut. Yang tidak berdarah juga bisa karena dari jantung yang menyebabkan emboli lalu tersangkut di pembuluh darah tersebut.

Apa bagian di dalam tubuh manusia yang sebenarnya diserang oleh stroke?

Pembuluh darah di otak. Misalnya, akibat trombosit atau kolesterol menumpuk di salah satu pembuluh darah di otak, maka itu bisa menyumbat darah ke otak, sehingga sumbatan itu menutup area untuk supply darah di bagian otak. Otak yang biasa mendapat supply darah lalu tidak ada asupan darah, maka tentu bagian itu akan mati.

Apakah itu yang kemudian membuat tubuh bisa mati separuh?

Kalau tubuh mati separuh tergantung lokasi penyumbatan. Ada stroke yang tidak menimbulkan lumpuh, tidak ada kelainan motorik. Jadi kalau penyumbatan itu letaknya di daerah motorik yaitu di otak maka bisa lumpuh. Namun kalau penyumbatannya di silent zone, tidak ada denyut fungsi maka tidak akan apa-apa.

Apa saja klasifikasi stroke tersebut?

Stroke bisa diklasifikasikan menurut jam. Kalau tiba-tiba kesemutan sebelah atau lumpuh sebelah hanya sebentar saja kemudian membaik dalam 24 jam maka itu namanya Transient Ischemic Attack (TIA). Kalau sudah terkena itu harus hati-hati karena 30% bisa terkena stroke benaran. Faktor risikonya harus dicari, apakah karena jantung, diabetes, hipertensi, dan itu harus diobati ke dokter.
Satu lagi, stroke yang berdarah adalah kalau hipertensi tidak diobati maka pembuluh darahnya bisa pecah karena asupan darah dalam otak tidak mencukupi (insufficient). Jika tidak mencukupi tentu ada kerusakan di jalur sistem saraf sehingga bisa lumpuh, kesemutan, pelo, tergantung lokasinya dimana.

Apa pencetus stroke terbesar di Indonesia?

Pencetus terbesar adalah pola hidup (lifestyle) yang tidak baik, misalnya kurang tidur, merokok, workaholic, tidak kenal lelah, banyak makan lemak. Itu bisa menyebabkan hipertensi dan bisa menyebabkan stroke.

Pada era 1980 jarang ada vertigo tapi zaman sekarang banyak. Itu akibat pola hidup, misalnya, janjian tidak bisa tepat waktu bisa menyebabkan stress, gelisah. Makan tidak teratur dengan banyak vetsin, dan makanan berbumbu tajam seperti masakan Padang, itu paling bahaya. Zaman sekarang banyak sekali vertigo karena pola hidupnya yang tidak benar.

Apakah itu bisa berubah kalau saya memiliki gejala tersebut?

Kalau ada modifikasi pola hidup pasti bisa.

Apa yang harus dilakukan pemerintah dan masyarakat sebagai sebuah sistem?

Ikuti sistem kesehatan nasional. Mulai dari Puskesmas di kelurahan, kecamatan, kabupaten, provinsi harus diadakan penyuluhan-penyuluhan bagaimana hidup teratur, makan sehat, dan lain-lain.

Apa tujuan Yayasan Stroke Indonesia (Yastroki) dibuat?

Kami  ada organisasi profesi dan organisasi masyarakat. Yastroki adalah organisasi masyarakat. Jadi anggotanya bisa Neurolog dan awam. Jadi semacam lembaga swadaya masyarkat (LSM). Kantornya berada di Menara Kuningan lantai 2, Jakarta. Tujuannya untuk lebih menyadarkan masyarakat dengan program penyuluhan supaya mereka lebih mengenal stroke dan tanda-tandanya karena masyarakat umum terkadang belum mengerti stroke.

Apa saja kegiatan-kegiatan yang bisa diikuti masyarakat dari Yastroki?



Kegiatannya bisa diikuti di www.yastroki.or.id atau hubungi nomor telpon 021-30014932.

Apakah ada peningkatan atau perbaikan dari upaya-upaya pencegahan stroke ini?

Kalau saya melihat ada peningkatan karena makin bertambahnya manusia dan makin banyaknya orang tua yang berpotensi hipertensi. Orang tua memiliki pembuluh darah sudah tua, sudah kaku, sklerotik  sehingga berpotensi stroke juga.

Apa upaya pencegahan stroke terkait soal makanan?

Pada umumnya sayur dan buah-buahan bagus untuk kesehatan. Yang berbahaya adalah garam, vetsin, santan, dan banyak minyak. Ikan teri dan ikan asin tidak baik karena banyak mengandung garam. Jadi harus pilih-pilih makanan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya