SOLOPOS.COM - Pengunjung sedang menikmati pameran fotografi karya Mahasiswa Fakultas Seni Media Rekam Institut Seni Indonesia (ISI) Jogjakarta di balai Soedjatmoko, Solo, Jumat (23/11/2012) dalam pameran tersebut juga ditayangkan karya Animasi dan Televis. (JIBI/SOLOPOS/Sunaryo Haryo Bayu)

Pengunjung sedang menikmati pameran fotografi karya Mahasiswa Fakultas Seni Media Rekam Institut Seni Indonesia (ISI) Jogjakarta di balai Soedjatmoko, Solo, Jumat (23/11/2012) dalam pameran tersebut juga ditayangkan karya Animasi dan Televis. (JIBI/SOLOPOS/Sunaryo Haryo Bayu)

Wajah dua anak itu tersenyum lebar di dekat ibu mereka yang berdiri tepat di depan keduanya. Meski berada di antara tumpukan sampah, anak lelaki berusia sekitar lima tahun tak yang tak mengenakan pakaian lengkap itu tersenyum lepas. Wajahnya menunjukkan sebuah isyarat bahwa ia tak kuasa menyembunyikan kegembiraannya bersama keluarga tercinta meski dalam kondisi yang terlihat kurang beruntung.

Promosi Pramudya Kusumawardana Bukti Kejamnya Netizen Indonesia

Lewat bidikan lensa Isna Kurniawati, mahasiswa , narasi sumbang itu terlihat jelas. Isna berhasil memberikan gambaran jelas tentang ketimpangan sosial yang terjadi di salah satu sudut Kota Jogja itu. Foto itu seolah mengatakan di balik kebisingan Kota Pelajar itu masih ada masalah-masalah sosial semacam ini. Lewat karya berjudul Save Their Smile ini Isna seolah mengajak para pengunjung pameran karya fotografi dan media rekam itu belajar tentang makna senyuman yang sesungguhnya.

Puluhan karya fotografi serupa juga terpampang di Balai Soedjatmoko Solo, Jumat (23/11/2012) siang, itu. lewat beragam bidikan lensa itu, sang fotografer memberikan gambaran jelas tentang wajah Indonesia dari berbagai sisi, seni, kisah kaum pinggiran hingga potret masyarakat borjuis. Tak hanya fotografi, pameran bertema Jalinan Komunikasi Seni Sebagai Elemen Penguatan Karakter Budaya Bangsa itu juga menampilkan rekaman cerita Indonesia lewat film dokumenter, fiksi dan animasi.

Sejumlah civitas akademik ISI Jogja dilibatkan dalam pameran tersebut. Ditambah sejumlah karya dari ISI Bali dan Solo dalam pameran yang berlangsung empat hari sejak Rabu (21/11/2012) itu. Seusai dari Solo acara pameran bakal dilanjutkan di galeri pameran ISI Jogja. “Setelah pameran masih ada serangkaian acara lagi yaitu motret wayang di salah satu sanggar di Jogja,” cerita panitia pelaksana pameran, M Vektor kepada Solopos.com.

Karya kumulatif yang tampil malam itu mayoritas membahas tentang budaya dan tradisi Indonesia. Sejumlah judul tentang kisah-kisah tradisi bermunculan, seperti jepretan foto berjudul Asli Madura, Budaya Jalanan, Makare-Kare dan Kuda Lumping. Sementara, untuk film dokumenter dan fiksi kebanyakan membahas tentang percintaan dan beberapa budaya tradisi di Jogja. “Film dokumenter, fiksi dan animasi jumlahnya sekitar 20. Filmnya ada yang baru ada juga yang stok lama tapi ya masih tahun-tahun ini,” urai salah satu mahasiswa Jurusan Televisi FSMR ISI Jogja, Dewa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya