SOLOPOS.COM - Sejumlah warga Kulonprogo sedang menunggu di halaman Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kulonprogo, sebelum diberangkatkan ke Batam sebagai tenaga kerja, Selasa (2/1/2018). (Harian Jogja/Uli Febriarni)

Ratusan tenaga kerja disalurkan

Harianjogja.com, KULONPROGO-Memasuki hari pertama kerja bagi Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kulonprogo pada 2018, ada 70 pencari kartu kuning (AK 1) menyerbu kantor Organisasi Perangkat Daerah (OPD) tersebut.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Pada tahun ini Disnakertrans juga mengirimkan ratusan tenaga kerja asal kota geblek, untuk bekerja ke berbagai penjuru daerah dan negara. Kepala Disnakertrans Kulonprogo Eko Wisnu Wardhana mengatakan, selain para pencari kartu kuning, ada banyak warga lainnya yang datang ke kantor untuk berkonsultasi kerja atau sekadar mencari lowongan kerja.

Sejauh ini, Disnakertrans Kulonprogo masih dipercaya masyarakat sebagai lembaga penyalur tenaga kerja dan perusahaan untuk melakukan seleksi calon pekerja. Tentu saja menurutnya, hal ini memudahkan para pencari kerja untuk mendapatkan informasi lowongan yang valid dan juga penyaluran tenaga kerja yang lebih pasti.

Eko melihat, para pencari kerja dari Kulonprogo mampu ditempatkan dalam lapangan kerja yang beragam. Baik berupa Antar Kerja Lokal (AKL), Antar Kerja Antar Daerah (AKAD), maupun Antar Kerja Antar Negara (AKAN).

Baca juga : Disnakertrans Kulonprogo Tekan Angka Pengangguran 2017

“Untuk program AKAN, Pemkab bekerjasama dengan sejumlah lembaga dan perusahaan penyalur TKI swasta (PPTKIS/LPTK) dan BPT3TKI Daerah Istimewa Yogyakarta,” kata dia, Selasa (2/1/2018).

Pada hari ini, Disnakertrans memberangkatkan 40 orang pekerja ke perusahaan di Batam, 33 orang di antaranya berdomisili Kulonprogo. Selain itu, mengirimkan 200 orang tenaga kerja untuk ditempatkan bekerja di luar negeri, kebanyakan mereka memilih negara Malaysia dan bekerja menjadi produksi di pabrik.

Salah satu peserta penempatan kerja oleh Disnakertrans, Ika Isfatonah mengungkapkan, ia mulai mencari informasi dan memiliki keinginan bekerja sejak lulus Sekolah Menengah Atas pada 2017. Perempuan berusia 18 tahun ini telah mendaftarkan diri dan diterima sebagai operator di bagian produksi, di sebuah pabrik lampu di Batam. Sedianya ia bekerja selama dua tahun kontrak.

“Saya belum pernah kerja, dan ingin punya pengalaman. Kalau sudah habis kontrak nanti, saya ingin buka usaha sendiri di tempat asal atau cari kerja di lingkungan bandara [New Yogyakarta International Airport],” ujar warga Kecamatan Panjatan itu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya