SOLOPOS.COM - Soto Sokaraja (JIBI/SOLOPOS/Agoes Rudianto)

Soto Sokaraja (JIBI/SOLOPOS/Agoes Rudianto)

Selain dikenal sebagai kawasan permukiman elite, Solo Baru atau Soba juga dikenal sebagai pusat kegiatan ekonomi dan bisnis. Di tengah hiruk pikuk kawasan ini, kita pun bisa memanjakan lidah dengan aneka santapan lezat yang tersedia bervariasi mulai dari pagi hingga jauh malam.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Untuk sarapan misalnya, di Jl Raya Solo Baru tersedia aneka warung soto, salah satunya Soto Sokaraja. Menurut Subiyatno, warga Grogol, Sukoharjo yang membuka warung ini, soto khas Banyumas ini sangat berbeda dengan soto umumnya yang menggunakan nasi. Soto Sokaraja menggunakan ketupat berbentuk dadu atau lontong. Selain itu, ada perbedaan lainnya yaitu pada tambahan kerupuk merah dan kecambah yang melimpah.

“Saya buka sudah dua tahun, orang Banyumas yang di Solo atau orang Solo yang pernah ke Banyumas, kalau kangen soto ya ke sini,” katanya. Pelanggan juga bisa menikmati kudapan tempe mendoan yang ditanggung mirip dengan tempe dari daerah asalnya yaitu Banyumas. Kata Subiyatno, tempe ini spesial karena memakai bungkus daun pisang dan racikannya disesuaikan dengan daerah Banyumas.

“Enam bulan pertama saya ambil tempe langsung dari sana (Banyumas) via travel. Karena sering macet, lalu saya pesan dari orang di sini dengan rasa yang sama,” jelasnya. Mendoan gurih biasanya dinikmati dengan cara dicocol sambal kecap pedas dengan tingkatan pedas yang bisa disesuaikan. Khas kuliner Banyumasan lainnya yaitu kerupuk mireng. Kerupuk ini bisa melengkapi soto sokaraja dengan cara diremuk dan ditaburkan di atasnya. Satu porsi soto sokaraja Rp 7.500, satu porsi tempe mendoan berisi enam potong Rp 7.500 dan Rp 1.000 untuk kerupuk mirengnya.

Ada juga warung soto yang sudah lumayan lama berdiri di daerah Solo Baru yakni Soto Mandiri, Menurut Siti Syamsiah, sang pemilik, pelanggannya sebagian besar para karyawan yang bekerja di daerah Solo Baru. “Kalau bosan soto, biasa pesan nasi pecel, nasi ayam goreng juga ada. Ini warung soto tapi lengkap,” imbuh Siti yang sudah mengelola warungnya selama 11 tahun.

Penggemar masakan Jawa juga bisa menikmatinya di RM Pokwe Melati, timur patung Pandawa Lima. Rumah makan berkonsep prasmanan ini sudah buka tiga tahun lalu. Pemiliknya, Yuni, mengaku masakan Jawa lebih disukai dan cocok dengan lidah konsumen. “Dulu pernah jual masakan Medan tapi sepi. Lalu diganti masakan Jawa dan bisa bertahan,” tuturnya. Harganya pun terjangkau, dengan Rp 10.000 konsumen dijamin puas.

Melihat keanekaragaman konsumen, Yuni pun menambah menu berbeda, seperti nasi goreng seafood, bihun goreng/rebus, kwetiau dan aneka jus buah. Harganya pun tetap hemat namun nikmat seperti nasi goreng seafood yang hanya Rp 10.000, kwetiau dan bihun goreng Rp 12.000, serta jus buah Rp 7.000 per gelas. Rumah makan ini biasa buka mulai pukul 09.00 WIB sampai 21.00 WIB.

JIBI/SOLOPOS/Ahmad Hartanto

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya