SOLOPOS.COM - Tim gabungan mencopoti jebakan tikus di area persawahan di Desa Karangudi, Ngrampal, Sragen, Selasa (3/8/2021). (Istimewa/Polsek Ngrampal)

Solopos.com, SRAGEN — Tim gabungan dari Forum Komunikasi Pimpinan Kecamatan (Forkompimcam) Ngrampal, Sragen, mencopoti jebakan tikus yang teraliri listrik di area persawahan di Desa Karangudi, Selasa (3/8/2021).

Penertiban jebakan tikus itu dipimpin Camat Ngrampal, Joko Hendang dan melibatkan aparat desa setempat. Penertiban jebakan tikus itu dilakukan setelah warga setempat, Munadi, 51, menjadi korban meninggal dunia ke-19 akibat tersengat jebakan tikus yang teraliri listrik pada Sabtu (31/7/2021) malam.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Tadi kami menertibkan jebakan tikus di satu lokasi. Lainnya, kami meminta dicopoti sendiri oleh petani,” jelas Joko Hendang kepada Solopos.com.

Baca Juga: Positif Corona Tapi Tak Percaya, Pria di Sleman Nulari Warga Sekampung

Kapolsek Ngrampal, Sragen, AKP Hasto Broto, mengakui jebakan tikus berlistrik masih banyak dipakai petani, terutama di Desa Karangudi. Operasi jebakan tikus itu, kata dia, merupakan bentuk warning atau peringatan kepada petani lain yang masih nekat memasang peralatan yang cukup mematikan itu.

Dia meminta semua kepala desa (kades) di Kecamatan Ngrampal bisa memastikan area persawahan di desanya masing-masing bisa bersih dari jebakan tikus yang berbahaya.

“Saya tidak memberi batas waktu paling lambat kapan harus dicopoti. Kalau sekarang masih ada di sawah, ya segera saja dicopoti jebakan tikus itu. Kalau tidak mau mencopoti sendiri, nanti malah repot karena kami yang akan turun tangan untuk operasi jebakan tikus,” tegas AKP Hasto Broto.

Hasto menjelaskan sebagian besar korban meninggal dunia akibat jebakan tikus merupakan pemilik sawah. Mereka sendiri yang telah memasang jebakan tikus itu.

Baca Juga: Bantuan Mengalir untuk Bocah Yatim Piatu Akibat Covid-19 di Klaten

Hasto menegaskan tidak menutup kemungkinan orang lain yang menjadi korban jebakan tikus. Sebab, cukup banyak warga yang biasa beraktivitas di area persawahan untuk sekadar mencari rumput di pematang sawah, berburu belut, keong dan lain-lain.

“Saya memahami masalah petani yang dipusingkan dengan hama tikus. Alangkah baiknya membasmi tikus itu bisa dilakukan dengan cara lain seperti memberi obat, memberi asap belerang atau geropyokan tikus. Kalau memakai jebakan yang berlistrik itu sangat berbahaya. Kalau ternyata yang jadi korban orang lain malah jadi panjang urusannya. Bisa kena ancaman pidana,” terang AKP Hasto.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya