SOLOPOS.COM - Ilustrasi virus Corona. (freepik)

Solopos.com, SOLO — Satuan Petugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Kota Solo mencatatkan lonjakan jumlah kasus kematian pasien positif corona dalam sepekan terakhir. Di samping itu, tambahan kasus positif Covid-19 juga meningkat hingga lebih dari 2.000 kasus dalam kurun waktu yang sama.

Pada Senin (21/2/2022), kumulatif kasus Covid-19 di Kota Bengawan berada di angka 30.286 orang, sedangkan pada Senin (28/2/2022), catatan kasusnya mencapai 32.533 orang. Sehingga tambahan kasus dalam tujuh hari itu sebanyak 2.247 orang.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Sementara total jumlah warga positif Covid-19 yang meninggal dunia dalam sepekan ada 14 orang, yang artinya hampir setiap hari ada kasus kematian pasien corona. Total kematian akibat Covid-19 hingga Senin ini mencapai 1.126 jiwa.

Baca Juga: Kasus Positif Covid-19 Solo Tambah 432 Orang Sehari, BOR 71%

Ekspedisi Mudik 2024

Ketua Pelaksana Satgas Penanganan Covid-19 Kota Solo, Ahyani, mengakui setiap hari terdapat laporan pasien yang meninggal dunia akibat Covid-19 di Solo. Beberapa di antaranya adalah warga KTP Solo dan sisanya warga dari Soloraya maupun daerah lain yang dirawat di RS rujukan di Solo.

Mereka yang meninggal dunia, menurut Ahyani, ada yang sudah divaksin lengkap, ada yang belum divaksin lengkap, ada pula yang belum divaksin sama sekali karena kendala penyakit. Mereka yang meninggal mayoritas punya komorbid dan meninggal saat dirawat di ICU.

“Ya, jadi kalau Omicron dikatakan ringan, ya kalau virusnya terkena orang dengan penyakit penyerta atau komorbid, bisa mematikan,” katanya saat dihubungi Solopos.com, Senin petang.

Baca Juga: 9 Pasien Covid-19 Solo Meninggal pada Februari, DKK: Fatalitas Rendah

Percepat Vaksinasi Booster

Ahyani mengatakan Satgas berupaya menekan angka kematian pasien Covid-19 di Solo dengan mempercepat program vaksinasi booster yang menyasar warga yang sudah mendapatkan vaksin primer tiga bulan lalu. Hal itu guna memperluas cakupan vaksinasi, mengingat antuasiasme masyarakat yang sudah divaksin primer enam bulan lalu kurang sesuai harapan.

Terpisah, pakar patologi klinik RS UNS Solo, Tonang Dwi Ardiyanto, membenarkan angka kematian yang terus menanjak, di samping meningginya tambahan kasus harian Covid-19. Menurutnya, sedari awal Covid-19 varian Omicron yang ringan dinarasikan agak keliru.

Narasi ringan karena sudah pernah melewati fase yang sangat berat di varian Delta. “Maka kita katakan bahwa Omicron itu ringan. Tapi tidak berarti bahwa terinfeksi Omicron itu tidak berisiko. Itu tetap Covid, dengan risiko bisa terjadi perburukan. Termasuk fatal,” katanya, Minggu (27/2/2022) sore.

Baca Juga: 4 Pasien Covid-19 Dirawat di Solo Dipastikan Tertular Varian Omicron

Menurutnya, awal gelombang Omicron didominasi oleh Sub-varian BA.1 yang memiliki pertumbuhan sangat lebih cepat daripada Delta di saluran napas, tapi 10 kali lebih lambat di paru-paru dibandingkan Delta. Maka cenderung memang gejala pasien Covid-19 varian Omicron lebih ringan daripada Delta.

Pada perkembangannya kemudian, mulai banyak sub-varian BA.2 yg secara genetik, jarak perbedaannya ke Delta lebih dekat daripada BA.1 ke Delta yang diduga termasuk risiko kerusakan pada paru-parunya. Maka hal tersebut yang diduga memicu peningkatan angka kematian akhir-akhir ini.

“Ini sebenarnya mengingatkan kita jangan salah memaknai kata-kata Omicron itu ringan, karena disebut ringan itu dibandingkan Delta, bukan berarti ringan yang tidak bahaya,” imbuh Tonang.

Baca Juga: Kasus Positif Covid-19 Solo Melonjak Terus, Gibran Dilema

Kasus Nasional Naik Turun

Sampai saat ini, proporsi maupun jumlah kematian masih signifikan di bawah gelombang Delta. Secara keseluruhan kasus juga mulai ada tanda-tanda penurunan. Walaupun memang penurunan kasus secara nasional masih belum stabil.

Untuk saat ini, sambungnya, pilihan senjatanya hanya dua, yakni protokol kesehatan serta secepat dan sebanyak mungkin cakupan vaksinasi. Walau masih ada yang tervaksinasi namun kembali terinfeksi tapi masih jauh lebih banyak yang berhasil tercegah dari terinfeksi di gelombang Omicron.

Lebih lanjut Tonang menjelaskan posisi sementara berdasarkan laporan terakhir per 26 Februari 2022, puncak kasus mingguan nasional tercapai pada tanggal 20 Februari 2022. Saat itu kasus mingguan mencapai 55.675 orang, lebih tinggi daripada puncak kasus mingguan Delta sebanyak 50.039 kasus.

Baca Juga: Covid-19 Solo Meningkat: Isoter Diaktifkan, Jogo Tonggo Disiagakan

Sejak 20 Februari 2022 tersebut angka harian masih naik turun, tapi secara rata-rata mingguan, terjadi penurunan secara perlahan. Sampai 26 Februari, telah terjadi penurunan selama enam hari berturut-turut ke angka 50.771 orang, masih lebih tinggi daripada puncak Delta.

Karena baru terjadi penurunan selama enam hari, maka angka kematian mingguan juga mash menanjak. “Angka kasus dan kematian ini masih perlu dicermati arahnya dalam beberapa hari mendatang. Kita harus hati-hati agar tidak terjadi re-bound atau pantulan balik gelombang kematian ini,” ucapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya