SOLOPOS.COM - Handini Sri Winahyu, mempraktikkan teknik ecoprint, dalam acara Solo Art Market di jalur pedestrian, Jl. Diponegoro, Ngarsapura, pada Minggu (5/2/2023). (Solopos.com/Galih Aprilia Wibowo).

Solopos.com, SOLO — Produk ecoprint tengah menjadi tren sejak Pandemi Covid-19 lalu, apalagi produk fesyen. Konsep ekslusivitas motif dan ramah lingkungan membuat produk fesyen ecoprint semakin diminati.

Ecoprint merupakan teknik memberi motif atau pola pada bahan baku yang biasanya berupa kain menggunakan bahan alami seperti daun dan bunga. Peluang bisnis ecoprint ini salah satunya dilirik oleh mantan karyawan Bank Central Asia, Handini Sri Winahyu.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Lepas purna dari bekerja, wanita berusia 59 tahun ini mulai belajar teknik ecoprint berbekal satu kali pelatihan yang ia dapat. Ia kemudian mengembangkannnya sendiri dengan belajar melalui Youtube dan sharing dengan rekan satu komunitas.

“Tertarik karena unik aja, seninya tinggi, motif atau pola tidak ada yang sama. Terus ramah lingkungan, prosesnya tidak menggunakan bahan kimia. Kemudian saya bikin, kok ada yang beli dan pesan, jadi saya lanjutkan,” terang wanita asal Kabupaten Sukoharjo ini, saat ditemui Solopos.com di Solo Art Market di jalur pedestrian, Jl. Diponegoro, Ngarsapura, pada Minggu (5/2/2023).

Saat ini ia hanya memakai teknik ecoprint pada media kain. Winahyu menjelaskan bahwa ecoprint bisa diaplikasikan pada media lain, seperti kulit dan keramik.

Produk fesyen ecoprint yang ia jual meliputi, syal, pashmina, topi, kain, dan baju. Untuk kain ecoprint ia jual dengan rentang harga Rp250.000 hingga Rp350.000 tergantung motif dan tingkat kerumitan dalam proses pewarnaannya.

Untuk membuat satu produknya jadi membutuhkan waktu tujuh hingga sepuluh hari. Ia menjual produknya melalui Instagram, Whatsapp, dan Tokopedia dengan brand Kain Kul Tur.

Winahyu menguraikan bahwa daun atau bunga yang dipakai hanya yang bisa menghasilkan warna, misalnya karna kuning kecokelatan ia memakai kayu teger dan kunyit, sedangkan warna ungu pekat ia dapat dari kayu secang.

Sementara untuk pilihan kain, hanya yang menyerap warna yang bisa digunakan, seperti kain sutra.

Teknik pewarnaan ecoprint ini juga tengah dipelajari oleh Teniyarti, pemilik usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) kuliner dari Kecamatan Karangmalang, Kabupaten Sragen. Ia telah memiliki produk kuliner seperti Cokelat Tempe, Bawang Hitam, dan Teh Bawang Dayak dengan brand Ten’s Collections.

“Rencana memang dijual [ecoprint], belajarnya otodidak, latihan sendiri,” terang Teniyarti saat dihubungi Minggu.

Berdasarkan artikel Ecoprint Sebagai Alternatif Peluang Usaha Fashion Yang Ramah Lingkungan, dalam laman journal.uny.ac.id, konsep ecoprint ini menghasilkan produk yang bersifat personal, terbatas, intim dan eksklusif dibanding menggunakan digital print yang hasilnya cenderung konsisten secara visual, efisien waktu, dan dapat diproduksi secara massal.

Teknik ecoprint memanfaatkan bahan-bahan dari bagian tumbuhan yang mengandung pigmen wama seperti daun, bunga, kulit batang, dll. Adapun beberapa macam cara yang dapat digunakan dalam ecoprint, teknik pounding (dipukul), teknik steaming (dikukus), dan direbus.

Motif dan warna kain yang dihasilkan tersendiri, karena motif yang dihasilkan alam berbeda-beda dan tidak bisa diduga meskipun menggunakan teknik pembuatan dan jenis tumbuhan yang sama.

Jenis kain, proses mordantig maupun fiksasi juga berpengaruh pada hasil akhirnya. Hal inilah yang menjadikan teknik ecoprint memiliki nilai seni yang tinggi.

Ecoprint menjadi salah satu alternatif peluang usaha di bidang fesyen yang menjanjikan. Pada dasarnya, bisnis fesyen merupakan bisnis yang dapat dilakukan oleh siapa saja.

Terlebih di era digital ini yang memudahkan seseorang melakukan segala hal, salah satunya mempromosikan bisnis fesyen di sosial media. Sosial media juga memudahkan pengusaha fesyen untuk melihat tren yang sedang digemari konsumen.

Bisnis fesyen juga merupakan bisnis yang menuntut kreatif dan inovatif. Bisnis ecoprint bisa menjadi pilihan produk tekstil yang menggunakan pewarna alam untuk masuk ke pasar tertentu dengan harga jual yang tinggi dan yang paling penting ramah lingkungan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya