SOLOPOS.COM - Bagian depan dari Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ) yang akan berganti nama Solo Safari, Solo, Jumat (20/1/2023). (Solopos.com/Putut Hartanto)

Solopos.com, SOLO–Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ) atau Solo Safari yang kembali dibuka 27 Januari 2023 kini punya wajah baru. Seluruh area dirombak total. Pengunjung bisa berpetualang pada 70 persen area yang tersedia.

Solopos.com masih menemui mayoritas pekerja yang tengah mengebut penyelesaian pembangunan tahap I Solo Safari. Salah satunya bangunan seperti Bamboo Dome sebagai lobi.

Promosi Jaga Jaringan, Telkom Punya Squad Khusus dan Tools Jenius

Jembatan Solo Safari
Kondisi jembatan di Primate Island Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ) yang akan berganti nama Solo Safari, Solo, Jumat (20/1/2023). (Solopos.com/Putut Hartanto)

Bangunan itu dibangun dengan berbagai material, namun yang paling mencolok merupakan bambu.  Bangunan itu dikerjakan oleh pihak yang menyiapkan Bamboo Dome  untuk makan siang para tamu Konferensi Tingkat Tinggi G20 di Bali, November 2022.

Setelah melewati lobi, para pengunjung bakal melihat langsung kandang satwa. Kandang tersebut ada pagar untuk memisahkan satwa dengan pengunjung. Pagar itu dibangun dengan material semen, namun seolah tampak menyerupai dua batang kayu.

Setelah melewati beberapa kandang, Solopos.com menjumpai kandang Komodo yang dilengkapi gubuk kecil. Pengunjung bisa melihat dari luar pagar atau melalui terowongan yang dilengkapi jendela atau kaca.

Kandang Komodo Solo Safari
Bagian kandang komodo di Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ) yang akan berganti nama Solo Safari, Solo, Jumat (20/1/2023). (Solopos.com/Putut Hartanto)

Jalur pedestrian dibangun berkelok-kelok dengan kanan dan kiri kandang satwa. Satwa yang sudah berada di kandang merupakan walabi. Berjalan  di kebun binatang tidak terasa panas sebab pepohonan yang menjulang tinggi tetap dipertahankan Taman Safari Indonesia.

Pagar yang menyerupai dua batang pohon itu tampak kecil, namun aman bagi satwa maupun pengunjung. Terdapat sungai atau parit buatan yang memisahkan pagar dengan kandang satwa.

Berjalan mendekati danau ada arena terbuka untuk panggung serta tempat duduk penonton yang melingkar. Sejumlah pohon buatan yang dibangun di arena tersebut menambah hijau kawasan.

Selanjutnya para pengunjung bisa melintasi jalur pedestrian menyeberangi danau Solo safari. Jalur itu dibangun serupa kayu yang disusun. Area itu merupakan Primata Island.

Terdapat lima pulau buatan sebagai kandang primata. Tak ada pagar, namun ada jarak antara pulau serta jalur pedestrian sehingga dipastikan aman.

Setelah melintasi Primata Island, para pengunjung bisa mampir ke resto, Makonde, sebagai resto yang menawarkan pengalaman menghadap kandang singa. Bangunan itu seperti Bambo Dome.

Kandang singa berlokasi dekat danau, namun Solo Safari tampaknya mengatur kandang supaya singa tidak bisa masuk ke danau. Toilet pria ada kaca yang berhadapan dengan kandang singa. 

Makonde menawarkan minuman dengan harga mulai Rp20.000-an dan makanan Rp50.000-an. Pengunjung yang ingin kuliner dengan harga terjangkau bisa ke foodcourt dengan sajian khas Solo.

Sementara area belakang merupakan area Petting Zoo. Area ini juga dirombak dengan kandang baru serta jalur pedestrian yang baru. Ada kandang gajah, sebelumnya kandang gajah berlokasi di area depan.

Senior Advisor Sales & Marketing Taman Safari Indonesia Panca R. Sarungu  mengatakan kandang dibangun aman bagi satwa maupun pengunjung. Solo Safari meninggalkan konsep kandang lama dengan jarak yang cukup jauh antara pengunjung dengan satwa serta kerangkeng besi.

“Konsep kandang salah satu yang lebih nyaman dan modern yang kami miliki,” papar dia. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya