SOLOPOS.COM - Ilustrasi air bersih. (Freepik.com).

Solopos.com, SOLO — Pemerintah berupaya untuk meningkatkan kapasitas tampungan air di 2030 menjadi 120 m3/kapita/tahun dengan anggaran Rp1.423 triliun. Melalui upaya itu diharapkan air yang turun di musim hujan tidak banyak yang terbuang.

Direktur Bina Teknik Ditjen Sumber Daya Air Kementerian PUPR, Muhammad Rizal, mengatakan berdasarkan Visium Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 2030, terkait sumber daya air, salah satu indikatornya adalah kapasitas tampungan yakni air-air yang ditampung di dalam bendungan muapun di dalam embung. Dia menyampaikan, jika dilihat di 2020, tampungan air di Indonesia sekitar 59 m3/kapita/tahun.

Promosi Layanan Internet Starlink Elon Musk Kantongi Izin Beroperasi, Ini Kata Telkom

“Kemudian di 2020-2024 pemerintah ingin meningkatkan menjadi 68,11 m3/kapita/tahun dengan yang dibutuhkan sekitar Rp577 triliun. Lalu di 2030 kapasitas tampungnya menjadi 120 m3/kapita/tahun dengan anggaran Rp1.423 triliun,” kata dia pada Webinar Hari Air 2023: Manajemen Air Terpadu untuk Kehidupan yang digelar Solopos Media Group yang didukung Aqua, Senin (20/3/2023).

Dia memberikan gambaran di negara lain seperti Thailand, kapasitas tampungan per kapita per tahunnya sudah mencapai sekitar 1.200 m3. Dengan begitu menurutnya air di Indonesia saat musim hujan masih banyak yang terbuang ke laut, sedangkan pada musim kemarau kekurangan air. Ini yang terus dikebut. Tampungan akan dimanfaatkan untuk irigassi, air baku dan sebagainya.

Sementara untuk Rencana Strategis (Renstra) 2020-2024 Direktorar Jenderal Sumber Daya Air, ada beberapa indikator yang menjadi pencapaian strategis. Di antaranya adalah persentase penyediaan air baku untuk air bersih di wilayah sungai kewenangan pusat, persentase peningkatan perlindungan banjir di wilayah sungai kewenangan pusat, kapasitas tampung per kapita dan volume layanan air untuk meningkatkan produktivitas irigasi.

Untuk target kinerja utama 2020-2024 berdasarkan RPJMN dan Renstra Ditjen SDA 2020-2024, di antaranya adalah penyediaan air baku diharapkan dicapai 50 m3/detik. Untuk mendukungnya akan dibangun sekitar 500 embung. Terkait infrastruktur ketahanan bencana, ada pengendali banjir sepanjang 1.971 km, pengaman pantai sepanjang 129 km dan pengendalian sedimen/lahar sekitar 58 sabo DAM dan 126 cek DAM.

Dari sisi waduk multiguna dan modernitas irigasi, ditargetkan terbangun 61 bendungan yang terdiri dari 45 bendungan lanjutan dan 16 bendungan baru. Ada pula pembangunan sekitar 500.000 hektare irigasi baru dan dilakukan rehabilitasi seluas 2 juta hektare irigasi serta sembilan daerah irigasi yang dimodernisasi.

Dia menjelaskan secara umum tantangan pengelolaan sumber daya air terdiri dari tiga hal. Di antaranya adalah too much (terlalu banyak air pada musim hujan), too little (saat kemarau air susah) dan too dirty (terlalu kotor, banyak polusi). Dari masalah tersebut kemudian muncul potensi konflik antar wilayah, antarsektor, antar kelompok pengguna dan antar individu pengguna. Untuk mengatasinya, dilakukan pendekatan dengan pengelolaan sumber daya air terpadu (PSDAT).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya