SOLOPOS.COM - Jemaah Masjid Darussalam Jayengan, Serengan, Solo, mengaduk bubur samin yang akan disajikan untuk takjil atau buka puasa bersama dan dibagikan kepada masyarakat, Selasa (5/4/2022). (Solopos/Kurniawan)

Solopos.com Stories

Solopos.com, SOLO — Bagi warga Kota Solo tentu sudah tidak asing dengan tradisi buka bersama dengan bubur samin ala Masjid Darussalam, Jayengan, Serengan, saat Ramadan. Tradisi tersebut sudah berlangsung turun temurun sejak tahun 1985.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Gurih dan lezatnya kuliner khas Ramadan di Masjid Darussalam itu bahkan sudah terkenal ke berbagai daerah. Masyarakat dari berbagai latar belakang datang ke masjid itu tiap sore menjelang buka puasa untuk mendapatkan secentong bubur samin.

Seperti pada Selasa (5/4/2022) lalu saat Solopos.com menyambangi Masjid Darussalam di Jayengan, Solo. Banyak warga yang mengantre untuk berbuka puasa dengan bubur yang berasa gurih tersebut.

Sesuai informasi sebelumnya, Masjid Darussalam, Jayengan, Solo, tahun ini kembali membagikan bubur samin sebagai menu berbuka. Dua tahun sebelumnya, pembagian bubur samin ditiadakan karena pandemi Covid-19.

Baca Juga: Asyik! Bubur Samin Kembali Dibagikan Di Masjid Darussalam Jayengan Solo

Berdasarkan pengamatan Solopos.com, Selasa, bubur samin yang dibagikan kepada masyarakat dibuat sendiri oleh takmir dan pengurus Masjid Darussalam. Mereka meracik bumbu rempah, mengolahnya dengan bahan-bahan yang dibutuhkan seperti beras, tetelan daging, sayur, santan, dan tentu saja yang tak boleh dilupakan, minyak samin.

bubur samin masjid darussalam solo
Antrean warga untuk mendapatkan bubur samin di Masjid Darussalam, Jayengan, Solo, Minggu (3/4/2022). (Solopos/Nicolous Irawan)

Semua bahan dan bumbu itu kemudian dimasak di panci besar di atas api yang menyala dari kompor gas. Wakil Ketua Takmir Masjid Darussalam Jayengan, Nur Cholis, yang diwawancarai Solopos.com di masjid tersebut, Selasa (5/4/2022) siang, mengatakan butuh waktu dua jam lebih untuk membuat bubur samin tersebut.

Diaduk Terus Menerus

“Dalam waktu dua jam lebih itu harus diaduk terus menerus. Ada lima hingga 10 orang yang bergantian mengaduk bubur di dalam dandang besar. Kalau proses pengadukan tidak terus menerus, tingkat kematangannya tidak merata,” terangnya.

Proses pembuatan bubur samin di Masjid Darussalam Solo ini biasanya dimulai setelah Salat Zuhur sekitar pukul 13.00 WIB dan selesai pukul 15.00 WIB. Setelahnya pada pukul 15.30 WIB, warga sudah mulai mengantre dan bubur siap dibagikan.

Baca Juga: Pembagian Bubur Samin di Solo Kembali Digelar, Begini Antrean Warga

Nur menjelaskan tiap hari disediakan 1.300 porsi bubur samin. Sebanyak 300 porsi disiapkan untuk bukber atau takjil di masjid, sedangkan 1.000 porsi untuk dibagikan kepada masyarakat.

“Sebanyak 300 porsi itu pakai satu piring untuk takjil atau bukber di masjid. Lalu 1.000 porsi dibagikan kepada masyarakat. Satu porsi satu cetok. Kalau ada yang bawa rantang atau wadah, kalau dapat tiga cetok ya untuk tiga porsi,” imbuhnya.

Untuk membuat bubur sebanyak itu dibutuhkan 40 kg beras sebagai bahan pokoknya. Namun, minyak samin lah yang memberikan cita rasa khas bubur khas Banjar tersebut. Kekhasan bubur samin tersebut juga terletak pada isiannya, yaitu sayuran dan daging tetelan.

Nur mengaku sangat senang akhirnya tradisi bukber dan membagikan bubur samin kepada masyarakat bisa dilangsungkan kembali setelah vakum pada 2020 dan 2021. “Alhamdulillah Ramadan ini kami bisa mengadakan lagi pembagian bubur samin,” ujarnya.

Baca Juga: Bubur Samin, Takjil Khas Banjar yang Dirindu Warga Solo

Rasa bubur samin, menurut Nur, memang begitu kuat bumbu rempahnya, sehingga bagus untuk kebugaran dan ketahanan tubuh. Apalagi di tengah musim penghujan dan pandemi Covid-19 sekarang ini.

bubur samin masjid darussalam solo
Bubur Banjar atau biasa disebut juga bubur samin karena menggunakan minyak samin menjadi hidangan khas buka puasa di Masjid Darussalam, Jayengan, Solo. (Solopos/Dok)

Nur juga mengaku senang tradisi bukber bubur samin di Masjid Darussalam, Jayengan, Solo, kini sudah banyak diketahui orang. Mereka tidak hanya dari sekitar masjid, tapi dari Solo dan sekitarnya.

Bubur Untuk Kesehatan

“Animo masyarakat tidak hanya dari sekitar masjid, tapi sampai mana-mana. Bahkan saudara-saudara dari warga sekitar masjid, dari luar daerah, ada yang minta tolong dimintakan. Ada yang pernah minta bubur untuk kesehatan,” katanya.

Takmir Masjid Darussalam Jayengan pun, menurut Nur, tidak pernah memandang status dan asal warga yang rela antre saban sore untuk mendapatkan bubur samin. Bila di antara mereka yang berstatus nonmuslim ikut antre pun dibolehkan.

Baca Juga: Ramadan 2021: Tak Ada Pembagian Bubur Samin Gratis di Masjid Darussalam Solo

“Warga nonmuslim bila ikut antre bubur samin pun dipersilakan. Bubur ini sudah jadi simbol kerukunan masyarakat. Habis Salat Asar sudah pada antre untuk dibawa pulang. Yang mau bukber di masjid juga disiapkan piring-piringnya,” urainya.

Selain bubur samin, ada menu istimewa lain untuk bukber yang disiapkan Takmir Masjid Darussalam Jayengan. Menu tersebut yakni kopi susu.

Seorang warga Baluwarti, Pasar Kliwon, Kusumo, mengaku pernah mencicipi menu bubur samin masjid itu. Dari pengalamannya, rasa bubur samin memang sangat gurih.



“Saya pernah mencicipi bubur samin, rasanya cenderung gurih memang. Karena isiannya tetelan daging dan aneka sayur, jadinya ya segar menyehatkan. Layak jadi menu bukber,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya