SOLOPOS.COM - Suasana senja di Kedai Bala Boemi Candirejo, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah yang menawarkan pemandangan matahari terbenam di pegunungan. (Solopos.com/Hawin Alaina)

Solopos.com, UNGARAN — Memiliki pemandangan Rawa Pening, hamparan sawah, dan berlatar belakang pegunungan Telomoyo dan Gunung Kelir membuat kedai Bala Boemi menjadi tempat yang cocok melepas penat saat sore hari.

Kedai yang berada di Jalan Ngentaksari, Desa Candirejo, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang Jawa Tengah (Jateng) ini menawarkan sunset di tengah persawahan dengan menikmati secangkir kopi.

Promosi BRI Peduli Ini Sekolahku, Wujud Nyata Komitmen BRI Bagi Kemajuan Pendidikan

Tak hanya itu, bagi pengunjung yang datang malam juga bisa menikmati lampu-lampu gantung yang ada di kedai itu dengan pemandangan gemerlap cahaya dari Kecamatan Ambarawa. Keunikan itu menjadikan kedai Bala Boemi sangat instagramable.

Salah seorang pengelola Kedai Bala Boemi, Arinal Haq, mengaku sengaja mengambil tempat di tengah persawahan Desa Candirejo karena memiliki pemandangan yang indah. Sebelum mendirikan kedai, dirinya kerap ngopi santai pada sore hari di tempat tersebut.

“Dulunya saya sama teman-teman sering ngopi di sini. Bawa peralatan dari rumah gitu. Kita seduh di sini sambil menikmati sunset. Tapi tempatnya belum bagus begini,” terangnya kepada Solopos.com, Jumat (3/11/2023).

Melihat potensi itu, pemuda yang akrab disapa Arol ini mengajak pemuda yang tergabung dalam Karang Taruna Candirejo dan warga untuk membersihkan tempat tersebut.

“Dulu masih banyak semak-semak, rumput. Sungainya juga kotor. Kami bersihkan sama warga dan teman-teman karang taruna sini,” ungkap Arol.

Setelah tempat tersebut bersih, lanjut Arol, dirinya bersama Karang Taruna Candirejo mendirikan kedai Bala Boemi tersebut. Hal itu sekaligus sebagai sarana belajar para pemuda untuk mulai berwirausaha.

Tak disangka, tempat yang dulunya hanya pinggiran sungai kini berubah menjadi kedai out door yang menjadi jujukan penikmat senja. Arol juga mengaku sengaja membuat konsep bangunan dengan bentuk segitiga.

“Bentuk kabin segitiga ini karena saya suka. Karena juga lebih estetik jika dilihat gitu,” bebernya.

Diakuinya, mayoritas pengunjung yang datang ke kedai Bala Boemi untuk nongkrong menikmati pemandangan sore hari atau biasa disebut nyore. Setiap harinya jika cuaca cerah ada ratusan pengunjung yang datang.

“Kalau cerah itu ratusan orang. Paling banyak ya weekend, sampai 300 orang mungkin. Kami juga sediakan live music,” katanya.

Kedai tersebut buka setiap hari mulai pukul 16.00 WIB sampai 24.00 WIB. Menu andalan yang disediakan di tempat tersebut adalah kopi susu Bala Boemi dan cokelat Bala Boemi.

“Kopinya itu kami roasting sendiri dari daerah sini juga kopinya. Kebetulan di rumah ada alat kopi juga,” terang Arol.

Untuk menikmati sensasi sunset dengan latar pegunungan itu, kata Arol, pengunjung bisa membeli makanan dan minuman dengan harga mulai dari Rp3.000 sampai Rp17.000.

Salah seorang pengunjung, Najwa Aulia, mengaku senang dengan konsep kedai Bala Boemi ini. Menurutnya konsep yang ditawarkan lebih kekinian dengan bangunan yang cukup unik.

Gadis asal Kota Salatiga ini mengaku sudah berkunjung ke tempat itu sebanyak tiga kali.

“Suasananya enak, adem, nyaman, bisa lihat sunset juga. Terus view-nya bagus, bisa lihat pemandangan pegunungan,” ungkap Najwa.

Lantaran memiliki pemandangan yang bagus, kata Najwa, tempat itu juga cocok untuk sekadar melepas penat setelah bekerja. Selain itu, juga bisa mengambil video untuk di-posting di media sosial.

“Ini kan bagus ya. Jadi ya bisa ambil video untuk media sosial,” tandas Najwa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya