SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

BANTUL: Seni pertunjukan lawak sudah dekat dengan masyarakat Indonesia sejak lama. Namun, seiring perkembangan jaman lawak terkesan serupa dan seragam. Hal ini menjadi suatu hal yang cukup disayangkan.

Setidaknya itulah yang menjadi dasar dilaksanakannya Pertunjukan Lawak sebagai bagian dari rangkaian workshop  Lawak Indonesia mau kemana?” yang diselenggarakan atas kerjasama Jojon Center, Yayasan Umar Kayam dan Yayasan Bagong Kussudiardja, Senin  (29/7) malam lalu.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Peserta workshop terdiri dari berbagai budaya yang berbeda antara lain dari Papua, Bali, Surabaya, Semarang dan juga tuan rumah, Jogja serta diundang khusus oleh penyelenggara. Selama tiga hari mereka berlatih bersama dan akhirnya melakukan pementasan di Padepokan Bagong Kussudiardja, Senin ( 29/6 ).

Ekspedisi Mudik 2024

Pelawak senior seperti Yu Beruk tidak sekadar pemanis pertunjukan saja. Mereka juga bertindak sebagai mentor yang member arahan dan masukan bagi para peserta workshop.

Menurut Solehudin, ketua Jojon Center, acara ini bertujuan untuk memetakan lawak dasar dalam jangka tahun terakhir dan merekonstruksi masalah yang terjadi dalam lawak Indonesia.

”Yang menjadi masalah adalah lawak yang seragam dengan bahasa yang mirip dan materi yang mirip, “ tambah Solehudin. Acara yang merupakan kerjasama Yayasan Umar Kayam dan Jojon Center ini sudah dirancang sejak dua tahun yang lalu.( Harian Jogja /Intaningrum)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya