SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

DENPASAR: Setelah sempat memanas, pembahasan usulan posisi wakil ketua umum akhirnya kandas juga. Posisi yang kabarnya disiapkan untuk trah Soekarno itu tidak diakomodasi dalam AD/ART.

Demikian hasil sidang Komisi Organisasi Kongres III PDIP di Inna Grand Bali Beach Hotel, Sanur, Bali, Rabu (7/4). “Dalam konsep (AD/ART) tidak ada, tapi kemudian mencuat usulan waketum. Tapi akhirnya tidak disetujui,” kata Ketua sidang Simardji.

Promosi Efek Ramadan dan Lebaran, Transaksi Brizzi Meningkat 15%

Ia mengatakan keputusan itu diambil karena Megawati Soekarnoputri sebagai ketua umum terpilih, dinilai masih bisa menjalankan fungsi partai tanpa waketum.

Ditanya apakah dalam AD/ART juga diatur soal perlu tidaknya posisi waketum dikembalikan lagi kepada ketum terpilih, Simardji mengatakan “Tidak ada.”

Simardji menambahkan, juga terjadi penghilangan posisi ketua bidang wilayah dalam struktur kepengurusan DPP. “Sebelumnya kan 33, jadi mungkin akan sekitar 27,” kata Simarji.

Sebelumnya pembahasan soal perlu tidaknya posisi wakil ketua umum ditambahkan dalam struktur kepengurusan DPP memanas dalam sidang di Komisi Organisasi, Kongres III PDIP.

Anggota Komisi Organisasi Effendi Simbolon sejumlah DPD yang mengusulkan dimasukkannya posisi waketum beralasan sebuah organisasi harus terus berkembang dalam situasi yang dinamis. Posisi waketum juga dinilai sebagai jawaban atas kebutuhan partai saat ini.

Dalam rapat pandangan umum, DPD yang mengusulkan adanya posisi waketum adalah Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Lampung, Jawa Barat, DKI Jakarta dan Kalimantan Timur.

Dilantik
Ketua panitia Kongres III PDIP Puan Maharani memastikan bahwa penetapan ketua umum PDIP periode 2010-2015 dan pelantikannya akan dilakukan hari ini, Kamis (8/4).

“Besok [Kamis] Insya Allah siang lah, sesudah sidang komisi selesai, kemudian sidang paripurna kita akan melantik ketua umum,” kata Puan kepada wartawan di sela-sela Kongres III PDIP, Rabu (7/4).

Menurut Puan, Kongres III ini memberikan kewenangan penuh kepada ketua umum terpilih, Megawati untuk menyusun struktur. Puan berharap kader yang masuk struktur merupakan kader muda yang terbaik di partai.

“Kami memberikan wewenang penuh pada ketua umum untuk membuat kepengurusan DPP. Saya berharap separoh adalah orang muda,” imbuh dia.

Puan  menambahkan, dalam struktur kepengurusan partai hasil kongres III akan dihapus beberapa pos.  “Ketua bidang wilayah ditiadakan, alasannya agar tidak tumpang tindih karena di provinsi sudah ada DPD sampai anak ranting,” pungkasnya.

Saat ditanya soal kesiapannya menjadi sekjen atau wakil ketua umum, Puan menjawab diplomatis. “Apakah saya masih diminta untuk membantu, semua tergantung ketua umum terpilih,” tegasnya.

Sementara itu sebagai formatur tunggal penyusunan pengurus DPP, Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarnoputri mempunyai otoritas penuh menentukan siapa yang akan mendampinginya sebagai sekretaris jenderal (sekjen). Oleh karenanya, tidak ada kompetisi soal sekjen.

Demikian disampaikan politisi muda PDIP Ganjar Pranowo di arena Kongres III PDIP. Ganjar adalah salah satu kandidat sekjen yang namanya beredar, di samping Maruarar Sirait, Pramono Anung, Hasto Kristiyanto, Tjahjo Kumolo, dan Effendi Simbolon.

“Posisi sekjen dan sebagainya itu pure otoritas ketum, jadi nggak ada kompetisi sebenarnya,” Ganjar, seperti dikutip dari detikcom.

Namun, alumnus Fakultas Hukum UGM ini yakin Megawati mengetahui siapa kader yang paling cocok untuk mendampinginya. Semua kader, katanya, juga berpeluang sama untuk menduduki jabatan sekjen. Apa sudah ada pembicaraan dengan Ibu Mega? “Oh tidak ada,” singkatnya.

Ketua Deperpu PDIP demisioner Taufiq Kiemas mengaku tidak tahu menahu mengenai calon sekretaris jenderal yang akan dipilih Megawati Soekarnoputri. Pria yang akrab disapa TK itu menyebut, hanya Tuhan dan istrinyalah yang tahu tentang orang yang akan menempati posisi strategis itu.

“Hanya Tuhan dan Ibu Mega yang tahu, Pak Taufiq tidak tahu” kata Taufiq Kiemas. Soal penambahan posisi wakil ketua umum dalam struktur DPP, Taufik Kiemas juga menyatakan hal yangsama. “Itu terserah Ibu Mega,” katanya.

Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarnoputri menegaskan bahwa partainya saat ini masih solid. Jika ada beberapa perbedaan antar elit PDIP, hal itu merupakan dinamika politik yang wajar.

“Saya tidak pernah mengatakan ada kubu-kubuan di PDIP. Yang buat begitu itu (kubu-kubuan), ya media sendiri. Soal saya dengan Pak Taufiq, itulah bagian dari dialektika,” kata Mega dalam acara dialog bersama TVOne, seperti dikutip dari detikcom.

Terkait regenerasi di PDIP, Mega memastikan proses regenerasi partai akan berjalan, meski hal itu akan berlangsung secara alamiah. “Saya tidak mungkin terus menerus menjadi ketua umum partai. Regenerasi itu kepastian, tapi itu akan berjalan alami,” terangnya.(HARIAN JOGJA)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya