SOLOPOS.COM - Anggota Komisi B DPRD DIY saat meninjau pengerjaan pengerukan kolam Pelabuhan Tanjung Adikarto di Desa Karangwuni, Wates, Senin (16/11/2015). (Harian Jogja/Holy Kartika N.S)

Anggaran Rp1,8 miliar itu sebagian besar akan diperuntukkan untuk biaya 26 tenaga ahli.

Harianjogja.com, JOGJA- Dinas Kelautan dan Perikanan Daerah Istimewa Yogyakarta menganggarkan dana redesain Pelabuhan Tanjung Adikarta di Kulonprogo sebesar Rp1,8 miliar yang peaksanaannya ditargetkan selesai pada 2016.

Promosi Mimpi Prestasi Piala Asia, Lebih dari Gol Salto Widodo C Putra

“Proses redesain kami targetkan selesai Desember 2016 sehingga hasilnya bisa segera kami gunakan untuk acuan pembangunan fisiknya,” kata Kepala Bidang Perikanan Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) DIY Suwarman Partosuwiryo, Senin (13/6/2016).

Menurut Suwarman, anggaran Rp1,8 miliar itu sebagian besar akan diperuntukkan untuk biaya 26 tenaga ahli yang terdiri atas tenaga ahli dinamika pantai, ahli perencanaan, manajemen perikanan, ahli hidrologi, ahli sosial dan ekonomi, serta ahli konstruksi.

Redesain Pelabuhan Tanjung Adikarto tersebut, saat ini sudah memasuki proses lelang di Unit Layanan Pengadaan (ULP) DIY. DKP DIY berharap pemenang lelang bisa segera didapatkan sehingga Juli 2016 dapat dilakukan penandatanganan kontrak.

“Semula anggarannya kami rencanakan Rp3 miliar, tapi karena rencana mendatangkan tenaga ahli dari luar negeri batal maka kami kurangi,” kata dia.

Menurut dia, desain baru Pelabuhan Tanjung Adikarti yang melibatkan 26 tenaga ahli tersebut ditargetkan akan menghasilkan lima pokok acuan, yakni evaluasi proses pembangunan sebelumnya, penentuan standar ideal konstruksi pemecah ombak (break water), manajemen pengelolaan sedimen, sistem pengelolaan pelabuhan, serta rencana pengembangan pelabuhan.

Menurut Suwarman, desain yang akan dihasilkan akan lebih lengkap dibandingkan desain awal pelabuhan itu. Pembangunan awal pelabuhan itu, menurut dia, semula hanya mengacu Detail Engineering Design (DED) yang penyusunannya menghabiskan Rp250 juta.

Menurut dia mengacu DED sebelumnya, standar “break water” masih jauh dari ideal sehingga sedimentasi masih tinggi dan kapal masih sulit masuk pelabuhan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya