SOLOPOS.COM - Ilustrasi bandara (JIBI/Harian Jogja/Antara)

Harianjogja.com, KULONPROGO—Direktorat Jenderal Basis Industri Manufaktur, Kementerian Perindustrian akan mengambil alih fasilitasi koordinasi PT Jogja Magasa Iron (JMI) dan PT Angkasa Pura jika kedua perusahaan tersebut belum juga sepakat soal jarak pabrik pengolahan pasir besi dengan bandara.

Dirjen Basis Industri Manufaktur Kementerian Perindustrian, Benny Wachjudi,mengatakan, regulasi jarak bandara dengan bangunan berketinggian tertentu sudah tercantum dalam undang-undang.

Promosi Moncernya Industri Gaming, Indonesia Juara Asia dan Libas Kejuaraan Dunia

Apabila muncul persoalan jarak antara pabrik pengolahan pasir besi dengan bandara yang akan dibangun terlalu dekat, maka PT JMI dengan PT Angkasa Pura harus berunding untuk menemukan titik temu.

“Kalau sebulan dua bulan belum selesai, kami dari Perindustrian akan ambil alih [fasilitasi koordinasi] dan harus selesai harus selesai, karena kedua proyek ini penting,” tegasnya dalam kunjungan ke pilot plan PT JMI Karangwuni, Senin (20/1/2014).

Dikatakannya, kunjungan ke pilot plan PT JMI untuk memastikan proyek smelter atau pemurnian pasir besi siap dibangun. Terlebih, saat ini sudah ada regulasi Undang-Undang Perindustrian, yang menyatakan, pemerintah dapat melarang ekspor bahan baku sumber daya alam bila industri dalam negeri memerlukannya.

Ia meminta produk PT JMI jangan diimpor dulu karena dapat dipakai di dalam negeri. Hasilnya dapat masuk ke Krakatau Posko yang membutuhkan bahan baku 4,5 sampai lima juta ton dan tahun depan Krakatau Steel yang akan membuat blast furnace tiga juta ton. “Jadi hasil produksi siap ditampung di industri dalam negeri, tidak perlu ekspor,” imbuhnya.

Direktur Operasional PT JMI, Satya Graha Sumantri, mengatakan, PT JMI sedang berkoordinasi dengan PT Angkasa Pura yang difasilitasi oleh Direktorat Bandar Udara Kementerian Perhubungan.

“Pertemuan sudah dilakukan akhir pekan lalu di Jakarta namun masih harus ditindaklanjuti komunikasi yang lebih intensif,” tukasnya.

Ia mengungkapkan, PT JMI sudah melakukan penyesuaian rencana pembangunan pabrik yang akan dibangun di Desa Karangwuni, Kecamatan Wates, dengan rencana pembangunan bandara di wilayah Kecamatan Temon, seperti, vertimill pabrik berketinggian 14 m yang semula akan dibangun di sisi barat digeser ke sisi timur.

“Kami sudah melakukan perubahan-perubahan, dari ujung bandara sampai ujung pabrik kita sudah memenuhi jarak tiga kilometer,” tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya