SOLOPOS.COM - Peletakan batu bata pertama NYIA (Desi Suryanto/JIBI/Harian Jogja)

Megaproyek bukan hanya untuk pengusaha besar

Harianjogja.com, JOGJA-Tingkat kesenjangan ekonomi yang tinggi di DIY harus disikapi oleh semua pihak. Tidak hanya pengusaha besar yang harus aktif merangkul pelaku UMKM tetapi masyarakat kecil juga harus pintar menangkap peluang bisnis yang ada.

Promosi Kisah Pangeran Samudra di Balik Tipu-Tipu Ritual Seks Gunung Kemukus

Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) DIY GKR Mangkubumi mengatakan, perlu upaya bersama dalam menekan angka rasio gini DIY. Antara pemerintah, masyarakat, dan Kadin, harus duduk bersama dalam menggerakkan ekonomi di semua level.

Putri sulung Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X ini melihat, kesenjangan paling mencolok terlihat antara pengusaha besar dengan masyarakat kecil. Kesenjangan itu muncul salah satunya karena masyarakat yang belum mampu menangkap peluang bisnis yang ada di sekitarnya, seperti peluang yang muncul dari dampak pembangunan
bandara di Kulonprogo.

“Contoh dari proyek bandara, jangan hanya dilihat dari sisi kontruksinya tetapi yang ngasih makan tenaga kan juga perlu [dilihat menjadi peluang bisnis]. Masyarakat bisa menangkap peluang dari itu. Bisanya bikin lemper ya ayo. Bisanya 100 lemper per hari ya tidak apa-apa,” tuturnya pada wartawan seusai mengikuti acara di Kantor Pos Besar Jogja, Jumat (10/2/2017).

Mega proyek lainnya akan banyak dilakukan di DIY. Jangan sampai proyek yang dimiliki DIY ini justru dikerjakan oleh pihak luar. “Kami bolak-balik mengingatkan BUMN maupun pemerintah bahwa ini lho di Jogja punya pengusaha. Masyarakat lokal harus diikutsertakan,” terangnya.

Menurutnya, sekecil apapun kemampuan masyarakat Jogja, harus diikutsertakan dalam program pembangunannya. Jika masyarakat secara pribadi kesulitan untuk bisa masuk menyuplai kebutuhan dalam proyek tersebut, mereka bisa bersatu dan memanfaatkan koperasi.

Konsep menggerakkan pengusaha lokal tersebut sesuai dengan hakekat munculnya Jogja Incorporated, dimana gerakan itu mengajak masyarakat Jogja menjadi pengusaha di negerinya sendiri.

Kepala Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia (BI) DIY Budi Hanoto menilai, gerakan Jogja Incorporated bisa menjadi dasar membangun DIY secara menyeluruh, mulai dari level menengah atas sampai menengah bawah. “Orang miskin harus berpenghasilan. Orang Jogja harus jadi tuan rumah di negeri sendiri,” ujarnya.

Sama halnya dengan GKR Mangkubumi, Budi menilai masyarakat kecil bisa hadir dalam proyek-proyek besar di DIY. Mereka bisa berkontribusi sesuai kemampuan yang dimiliki, seperti menjual makanan untuk para buruh bangunan yang bekerja di proyek bandara.

Imbas jangka panjang dari bandara memang mamajukan sektor perdagangan, pariwisata, dan industri.Dalam jangka pendek ini atau saat pembangunan fisik bandara, proyek tersebut bisa menggerakkan sektor industri kecil rumahan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya