SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

SOLO: Pasangan calon presiden (Capres) dan calon wakil presiden (Cawapres) Megawati Soekarnoputri-Prabowo Subianto (Mega-Pro) berjanji tidak akan menambah beban negara untuk utang luar negeri, jika rakyat memberi mandat kepada mereka untuk menjadi Presiden dan Wakil Presiden RI 2009-2014 dalam Pilpres mendatang.

Megawati mengatakan hal tersebut dalam dialog publik Ekonomi Kerakyatan yang juga dihadiri Prabowo Subianto, dengan dipandu moderator dosen Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Widodo Muktiyo, di Gedung Graha Saba Solo, Jumat (29/5) kemarin.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Kalau saya dan Pak Prabowo dipilih rakyat, kita harus bisa hidup mandiri. Jangan sampai menambah utang lagi keluar negeri. Sebenarnya itu bisa dilakukan, karena Indonesia punya sumberdaya alam lebih dan jika dikelola dengan baik dan benar bisa menjadi
kekuatan ekonomi tersendiri,” kata Megawati.

Tak musuhi pengusaha
Prabowo dalam dialog tersebut mengatakan program yangditawarkan kepada rakyat telah jelas, yaitu lebih menekankan kepada ekonomi kerakyatan. Karena itu, jika nanti dipercaya rakyat, dia bersama Megawati akan mengubah sistem perekonomian yang ada sekarang.
“Nanti kalau pasangan Mega-Pro terpilih jadi presiden dan wakil presiden, sistem perekonomian akan diubah lebih menekankan kepada sistem ekonomi kerakyatan.

Bukan saling jegal, saling caplok, tetapi berjalan bersama-sama secara gotong royong,” cetus mantan Danjen Kopassus itu. Dialog publik yang berlangsung sekitar dua jam itu dihadiri sekitar 1.000 orang dari berbagai perwakilan Parpol dan elemen masyarakat di
Kota Solo dan sekitarnya.

Pada Jumat malam pukul 19.00 WIB, kedua pasangan itu juga tampil di Pasar Gede Solo dalam rangka mendeklarasikan Ekonomi Kerakyatan
Megawati-Prabowo (Mega ProRakyat). Kendati gencar mempromosikan ekonomi kerakyatan, Megawati mengimbau kalangan pengusaha agar tidak perlu takut dengan sistem ekonomi kerakyatan, sepanjang apa yang dilakukan memang berpihak kepada kepentingan rakyat.

“Untuk apa pengusaha takut? Kalian kan juga bagian dari rakyat Indonesia. Karenanya, sudah seharusnya apa yang dilakukan berpihak untuk kepentingan rakyat,” seru Megawati.

Prabowo menambahkan tidak benar anggapan pasangan Megawati-Prabowo memusuhi pengusaha besar dan hanya mendukung kelompok kecil seperti petani, nelayan dan sebagainya untuk mendulang suara.

Tampak hadir dalam dialog kemarin, Gubernur Jawa Tengah Bibit Waluyo, kalangan pengusaha besar, kecil dan pengusaha UKM, serta simpatisan Megawati-Prabowo, kader PAN dan PDS pendukung Megawati-Prabowo. Acara diwarnai pula pernyataan dukungan 25 fungsionaris dan kader PAN Solo kepada pasangan Mega-Pro.

Aksi saling sindir kembali muncul. Di depan massa, pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Wapres Jusuf Kalla (SBY-JK)
disindir sering membagi-bagikan bantuan kepada rakyat kecil, tanpa ada upaya pemberdayaan masyarakat dan penguatan ekonomi.

Bahkan, Gubernur Jawa Tengah Bibit Waluyo juga tak luput dari sindiran cukup pedas dari Prabowo. Saat itu, Prabowo meminta kepada para gubernur, termasuk Gubernur Jawa Tengah, agar meneladani Walikota Solo, Joko Widodo (Jokowi), dalam melaksanakan ekonomi kerakyatan, terutama dalam penataan pedagang kaki lima (PKL) tanpa menimbulkan gejolak di masyarakat.

Menurut Prabowo, di sejumlah daerah penanganan PKL hampir diwarnai dengan penggusuran dan pengusiran yang dilakukan oleh personel
ketenteraman dan ketertiban (Trantib). “Saya kagum dengan Walikota Solo yang mampu menangani PKL tanpa kekerasan.

Gubernur-gubernur dan kepala daerah lainnya mestinya mencontoh penanganan PKL seperti yang dilakukan Jokowi ini.”

JK ke Makassar
Kemarin, seperti dilansir detikcom, Wapres Jusuf Kalla (JK) juga melakukan ‘safari politik’. Mengawali kunjungannya di kampung halamannya di Makassar, JK menyapa ribuan warga dan ratusan kiai di Pesantren Nahdlatul Ulum (NU), Maros, Sulawesi Selatan. Kedatangan JK ke Pesantren Nahdlatul Ulum untuk menghadiri milad (ulang tahun) ke-7 pesantren itu. Lahan pesantren seluas 3,3 hektare merupakan tanah wakaf dari JK, tujuh tahun lalu.

Setelah itu, JK mengadakan pertemuan dengan masyarakat Tionghoa di Kelenteng Xian Ma dan menghadiri acara hari ulang tahun (Harlah) Muslimat NU di Hotel Horison, Makassar. Seusai mengunjungi Sulawesi Selatan, JK bersama Wiranto menjadwalkan pertemuan dengan para pengusaha di Hotel Nikko, Jakarta, Jumat malam. Pertemuan bertajuk Dialog 1.000 Pelaku Usaha dengan JK-Wiranto dengan tema Kemandirian Ekonomi Bangsa itu dihadiri beberapa pengusaha besar, di antaranya Irwan Hidayat, Sofyan Wanandi, Teguh Satria dan Rahmat Gobel.

Bantah kampanye
Di sisi lain, kubu SBY-Boediono menyangkal berkumpulnya ribuan pendukung mereka di kompleks Pekan Raya Jakarta (PRJ), Kemayoran, Jakarta Pusat pada Sabtu (30/5) ini sebagai kampanye. Pertemuan itu merupakan rapat besar. “Ya, itu rapat dalam jumlah besar, bukan kampanye,” tegas Ketua Tim SBY-Boediono, Hatta Rajasa, di Bravo Media Center (BMC), Jalan Teuku Umar, Menteng, Jakarta, kemarin.

Dia menerangkan pertemuan itu rapat internal yang dihadiri 24 partai dari 33 provinsi, sehingga jumlah pesertanya mencapai ribuan orang. (Tri Rahayu/SOLOPOS/JIBI)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya