SOLOPOS.COM - Presiden Direktur PT RUM Sukoharjo, Pramono, memaparkan soal skema mengatasi masalah bau limbah saat mediasi di Pendapa Rumah Dinas Bupati Wonogiri, Jumat (17/1/2020). (Istimewa/Setda Wonogiri)

Solopos.com, WONOGIRI -- Pemkab Wonogiri menggelar mediasi dengan menghadirkan Presiden Direktur (Presdir) PT Rayon Utama Makmur (PT RUM) Sukoharjo, Pramono, di Pendapa Rumah Dinas Bupati Wonogiri, Jumat (17/1/2020).

Dalam mediasi yang dihadiri warga dan sejumlah pejabat Pemkab termasuk Bupati Wonogiri, Joko Sutopo, itu Pramono menjelaskan apa yang menyebabkan limbah pabriknya menimbulkan bau yang tercium hingga radius 4 kilometer (km).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Pramono menceritakan bau busuk yang tercium oleh masyarakat selama ini merupakan gas Hidrogen Sulfida (H2S) yang terbentuk dari proses pengolahan serat rayon.

PT RUM Sukoharjo merupakan pabrik bahan baku tekstil yang mengolah pulp dari kayu akasia dan eukaliptus.

Ekspedisi Mudik 2024

Terowongan Peninggalan Belanda, Calon Destinasi Wisata Baru di Klaten

Proses itu membutuhkan banyak asam sulfat (H2SO4). Produk yang dihasilkan berupa serat menyerupai kapas dan salah satu residunya berupa gas H2S.

Saat pabrik mulai beroperasi pada 2017, PT RUM belum memiliki fasilitas lengkap terkait proses pengolahan limbahnya.

Patut Dicoba! Tips Agar Tidak Mendengkur Saat Tidur

Akibatnya, gas H2S yang dihasilkan menyebar dengan radius hingga empat kilometer.

Pabrik pun dikomplain masyarakat yang berimbas pemberian sanksi dari Bupati Sukoharjo pada 23 Februari 2018.

Kisah Kelam PSK: Melayani Saat Mens

“Ini karena kurang pengalaman, bukan kesengajaan,” kata Pramono di hadapan masyarakat dan pejabat Pemkab Wonogiri.

Ada tiga sanksi yang diberikan agar PT RUM tetap berproduksi dengan tempo 18 bulan. Sanksi itu berupa keharusan memasang sensor kadar H2S dalam cerobong udara dan menyerap semua H2S yang dihasilkan menggunakan wet scrubber untuk menetralkan bau.

Tak Berjilbab, Siswi SMAN 1 Gemolong Sragen Diintimidasi Pengurus Rohis

PT RUM juga harus memasang pipa pembuangan limbah cair ke Bengawan Solo sebab muara pembuangan limbah itu berbatasan langsung dengan Nambangan, Selogiri. Semua sanksi berhasil dipenuhi dan PT RUM kembali beroperasi pada Agustus 2018.

Namun, pada November-Desember 2019 keluhan bau limbah kembali mencuat. Pramono kembali menjelaskan bau itu muncul akibat kerusakan pompa blower instalasi pengolahan limbah.

Siswi SMP di Solo Dikeluarkan dari Sekolah Gara-gara Chatting dengan Lawan Jenis

Motor mesin itu terbakar meski diperbaiki berulang kali. PT RUM lalu mengganti motor dengan daya lebih besar. Perbaikan ini rampung pada Desember.

“Kami tidak menyampaikan gangguan ini kepada Bupati. Saya memohon maaf kepada seluruh warga Wonogiri atas kejadian yang tidak menyenangkan dan mengganggu kenyamanan. Sekali lagi saya mohon maaf yang sedalam-dalamnya,” tutur Pramono.

Beli Rumah? Ajukan KPR Online di Sini, Gampang Banget!

Dia memohon dukungan warga untuk menjalankan pabrik itu kembali. Dia berjanji segera melaporkan ke Pemkab Wonogiri apabila timbul masalah  sekecil apa pun di pabrik.

"Saya juga mohon didampingi apakah janji saya ini direalisasikan atau tidak,” kata Pramono.

Mulai Juli 2020, Beli Elpiji 3 Kg Pakai Aplikasi Scan Barcode

Camat Selogiri, Sigit Purwanto, yang hadir pada mediasi itu mengakui meski tak sepekat dulu, bau limbah PT RUM masih tercium pada waktu tertentu di Nambangan dan Selogiri bagian atas seperti Keloran, Pare, dan Kepatihan.



Dipepet Penumpang Laki-Laki Nakal, Driver Ojol Cantik Ini Melawan

Sejumlah rumah sakit di Selogiri juga mengeluhkan bau serupa. Hal senada disampaikan Kepala Desa Sendangijo, Kecamatan Selogiri, Wagino.

Layani Threesome, Warga Colomadu Karanganyar Diringkus Polisi Pasuruan

Ia menyampaikan bau limbah akhir-akhir ini frekuensinya berkurang. Namun, hal ini menimbulkan tanya apakah bau yang sedikit ini akan terus ada sehingga masyarakat terbiasa meresponsnya.

Lowongan Kerja Terbaru, Klik di Sini!

Bau senyawa kimia yang dihirup warga dikhawatirkan menimbulkan dampak kesehatan. “Dulu kami menganggap PT RUM nyoba-nyoba hidung kita agar terbiasa,” ujar dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya