SOLOPOS.COM - Ilustrasi menggunakan Internet (news.com.au)

Media sosial yang semakin marak membuat pengguna di Indonesia lebih bijak dan tidak main-main.

Solopos.com, JAKARTA — Menurut CEO MCM Group yang juga merupakan Chairman Sosial Media Week (SMW) Jakarta, Antonny Liem, karakter pengguna sosial media di Indonesia tidak lagi kepo dan lebih bijak menggunakan sosmed untuk hal positif.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Menurut Liem, awalnya pengguna media sosial di Indonesia hanya untuk main-main. Tetapi setelah lima tahun, sudah banyak pengguna yang mengerti kekuatan sosmed.

“Dulu awal-awal seperti dapat mainan baru, hanya cuma untuk main-main, setelah empat tahun tahun ini saya pikir sudah banyak sekali pengguna sosial media yang fasih. Mereka sudah tahu kekuatan sosial media,” ujarnya seperti dikutip dari Kantor Berita Antara, Selasa (16/2/2016).

“Jadi, bukan cuma sekedar buat kepo, tapi memang ada yang buat galang dana, utuk melakukan kebaikan, untuk mengembangkan komunitas, bahkan ada yang untuk belajar,” sambung dia.

Tidak hanya pengguna individu, Antonny melihat sosial media kini juga digunakan untuk membuat opini dan branding oleh perusahaan. “Sosial media untuk bisnis jelas sangat besar, apalagi sekarang kalau kita bicara sosial media untuk brand-brand besar mereka sudah paham salah satu cara untuk menjangkau customer mereka adalah melalui sosial media,” ujar dia.

Meski banyak hal positif yang dilakukan melalui sosial media, hal negatif masih ditemui.”Masih ada sekian persen Troll, orang yang ngomong negatif. Tidak mungkin 100%  bagus semua. Bahkan, sebenarnya di luar negeri banyak yang nge-tweet lebih parah dari kita,” kata Antonny.

Saat ditanya perbedaan karakter pengguna sosial media di Indonesia dibanding pengguna di luar negeri, Antonny menjawab “Karakternya sama saja, bedanya mungkin kita lebih banyak yang muda karena di Indonesia populasi demografi-nya besar,” tambahnya.

Jumlah pengguna sosial media di Indonesia sendiri menurut Antonny berada di posisi keempat setelah Amerika Serikat, India dan Tiongkok. Sementara untuk di Asia, Indonesia berada di peringkat pertama.

“Sosial media sudah pasti Indonesia menjadi kota atau negara dengan populasi paling besar di dunia setelah Amerika, India, Tiongkok. Dulu Facebook pertama diluncurkan kita nomor dua, sekarang nomor empat. Untuk Twitter Jakarta jadi nomor satu di dunia,” jelasnya.

Sementara itu dikutip dari Liputan6.com, Selasa, Acara konferensi global Social Media Week (SMW) akan kembali digelar. Menginjak tahun keduanya, konferensi yang berlangsung di lebih dari 20 kota ini akan membawa tema besar bertajuk The Invisible Hand: Hidden Forces of Technology.

Titik berat tema SMW kali ini akan lebih kepada keberadaan teknologi, saat perangkat pintar, konektivitas analisis data dan machine learning telah memasuki babak baru. Komponen-komponen tersebut diprediksi akan menjadi bagian penting dari lanskap teknologi dunia pada tahun ini.

SMW akan kembali diselenggarakan oleh Merah Cipta Media (MCM) yang juga telah mengadakan SMW pada tahun lalu. Sebagai informasi, organisasi SMW di dunia mengakui  Jakarta merupakan host paling sukses di event SMW perdananya.

Rangkaian utama SMW Jakarta 2016 akan dimulai dari 22-26 Februari 2016, sedangkan konferensi SMW Jakarta 2016 akan digelar mulai dari 24-26 Februari 2016 di The Hall Senayan City.

Selain menghadirkan konferensi dan sesi diskusi, pengunjung SMW juga akan diajak untuk melihat berbagai teknologi terbaru yang akan disajikan oleh penyedia teknologi canggih, seperti merasakan sensasi Augmented Reality (AR), Virtual Reality (VR) dan masih banyak lagi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya