SOLOPOS.COM - Filsuf yang juga pengamat politik, Rock Gerung. (Youtube.com-Rocky Gerung Official)

Solopos.com, JAKARTA—Pengamat politik Rocky Gerung mengkritik media massa atau pers yang sering menelan mentah-mentah hasil survei. Kritik ini terkait dua hasil survei yang berbeda 180 derajat dalam menyurvei masyarakat terhadap tingkat kepuasan kinerja pemerintahan  Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Lembaga Survei Indikator Politik Indonesia pada 15 Mei lalu mengeluarkan hasil  tingkat kepuasan publik terhadap kinerja Presiden Joko Widodo mengalami penurunan 58,1 persen.

Promosi Layanan Keuangan Terbaik, BRI Raih 3 Penghargaan Pertamina Appreciation Night

Sementara itu, berdasarkan hasil survei Indobarometer tingkat kepuasan publik atas kinerja Presiden Jokowi mencapai 78,3 persen.

Baca Juga: 2 Survei Kepuasan Jokowi Jauh Beda, Rocky: Surveyor Sedang Cari Remah

Ekspedisi Mudik 2024

Rocky menyayangkan media massa yang menelan mentah-mentah hasil surveri tersebut. Menurut dia, pers harus mempertimbangkan hasil survei mana yang masuk akal.

“Masak dua-duanya benar dan dua-duanya salah, satu di antaranya mesti salah. Media mestinya membuat perbandingan kemudian menganalisisnya supaya ketahuan lembaga survei mana yang bohong,” ujar Rocky Gerung dalam video yang diunggah di kanal YouTube Rocky Gerung Official, Selasa (17/5/2022).

Menurut Rocky, media saat ini tengah mengalami jurnalisme fatigue atau kelelahan jurnalistik. Mereka membiarkan terjadi kontroversi, padahal itu bukan tugas media.

Baca Juga: Survei: Masyarakat Kapok Polarisasi, Airlangga Capres Paling Dipilih

“Jurnalisme kita kan didesain untuk membela hak rakyat, jadi tetap bagian yang membela hak rakyat harus dikedepankan. Bukan seolah-olah hanya cover both side karena cover both side itu bisa berarti Anda tidak punya pikiran, tidak punya poin dalam jurnalisme investigasi,” katanya.

Rocky mencermati fenomena jurnalisme di Indonesia belakangan ini mengikuti kekonyolan di Istana, di mana tidak ada dialektika antara public opinion dengan policy maker.

“Ini sebetulnya cermin dari kegagalan Presiden Jokowi mengaktifkan dialektika di dalam opini publik. Kan yang terjadi selama ini misalnya Presiden pergi keluar negeri dan wartawan datang hanya memberitakan sensasi-sensasi. Padahal substansinya enggak diolah,” kata Rocky Gerung.

Baca Juga: Hasil Survei di Bawah Perindo, Petinggi DPP PAN Sewot

Terkait lembaga survei, Rocky juga mengkritik ada surveyor yang tengah mencari remah. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, remah adalah repih-repih atau sisa-sisa makanan dan sebagainya yang ketinggalan di tempat makan.

Kritik ini dilontarkan kepada Indobarometer yang menyurvei tingkat kepuasan publik atas kinerja Presiden Jokowi mencapai 78,3 persen. Kepuasan itu salah satu di antaranya karena pemerintah berhasil mengatasi masalah minyak goreng.

“Mungkin itu survei yang dibuat untuk mengukur daya tahan Indobarometer sendiri. Kelihatannya memang surveyor ini yang berupaya nyari remah-remah. Yang jelas tanya kepada emak-emak, harga minyak itu nggak turun dari harga yang ditetapkan pemerintah sebetulnya basisnya. Tetap itu terlihat karena ada faktor-faktor baru, ekspor dilarang tetapi penyelundupan berlangsung terus,” ujar Rocky.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya