SOLOPOS.COM - Puluhan mahasiswa berdemo di depan bundaran Jl. Pahlawan, Semarang, menuntut penutupan PT RUM Sukoharjo, Kamis (22/3/2018). (JIBI/Semarangpos.com/Imam Yuda S.)

Pers mahasiswa di Soloraya diminta mampu melakukan reportase mendalam terhadap kasus pencemaran lingkungan PT RUM Sukoharjo secara jernih.

Solopos.com, SOLO — Mahasiswa di Soloraya dituntut mampu membuat aksi nyata menyikapi pencemaran lingkungan PT Rayon Utama Makmur (RUM) Sukoharjo. Hal ini khususnya para pegiat Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) yang tergabung dalam Perhimpunan Pers Mahasiswa Indonesia (PPMI) Solo.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Hal ini mengemuka dalam diskusi publik Media dan Isu Lingkungan Hidup yang digelar di Sekretariat Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Solo, Rabu (21/3/2018) malam WIB. Diskusi ini menghadirkan Ardan Fathun Niam (Aktivis Sukoharjo Melawan Racun) atau Samar, Afzal Nur Iman (Ketua Bidang Pembinaan Aparatur Organisasi HMI Solo), dan Adib Muttaqin Asfar (Ketua Aliansi Jurnalis Independen Solo).

Dari sejumlah aktivis lingkungan yang ditangkap aparat, di antaranya merupakan mahasiswa. Mereka dianggap menentang dan terkait dengan perusakan fasilitas PT RUM pada 23 Februari lalu.

“Kenapa kawan-kawan Samar turun untuk menyoal PT RUM. Perusahaan ini beroperasi awal Oktober 2017. Mereka buang limbah saat pagi hari. Awalnya warga tidak menggubris soal bau ini seperti septic tank. Setelah diketahui, ini bukan limbah tapi proses produksi mereka yang menimbulkan bau,” ujar aktivis Samar, Ardan Fathun Niam.

Menurutnya, dari hasil pengamatan dan inventarisasi Samar, perusahaan ini memang bermasalah sejak awal berdiri. Mulai dari sosialisasi pendirian pabrik ke warga setempat hingga analisis dampak lingkungan (Amdal).

“Warga setempat tahunya ini hanya perusahaan garmen biasa. Ternyata pencemaran udara, baunya di sana beda-beda, ada yang seperti septic tank sampai kopi,” imbuhnya.

Aktivis HMI Solo, Afzal, menyoroti peran media dalam pemberitaan kasus ini. Di satu sisi, pihaknya mengharapkan para jurnalis bekerja profesional. Di sisi lain, media mainstream dianggap kurang tegas. Maka dari itu, perlu ada media alternatif untuk memberitakan persoalan ini secara komprehensif.

“Wartawan seakan tidak peduli soal konflik. Yang terpenting, mereka bekerja kemudian rampung. Maka dari itu, perlu rasanya ada media alternatif. Salah satunya adalah adanya Persma [Pers Mahasiswa]. Jadi mahasiswa itu jangan menjadi takut untuk turun dalam polemik,” paparnya.

Menurutnya, PPMI Solo bisa menjadi media alternatif lewat tulisan yang mereka hasilkan. Dalam hal ini PPMI bisa membuat reportase mendalam mengenai kasus PT RUM tersebut.

Sementara itu Adib dari AJI Solo menjelaskan hampir semua media lokal dan Soloraya sudah mengawal kasus ini sejak Oktober 2017. Namun demikian, jurnalis pasti punya sudut pandang sendiri dalam menulis kasus ini.

“Sebenarnya jurnalis pun harus berpihak pada kebenaran. Terkait keberpihakan, seberapa besar kepentingannya. Lagi-lagi kembali kepada hati nurani,” katanya.

Founder Indonesianoticia.com, Advent Tarigan, menegaskan tidak perlu mengandalkan media mainstream agar mahasiswa bisa berperan banyak dalam kasus ini. Tak hanya berupaya untuk membebaskan rekan mereka yang ditangkap, tetapi juga bergerak lebih jauh untuk mengusut dugaan pencemaran oleh PT RUM.

“Kalian bisa bergerak lewat media cyber. Bisa via Instagram kirim ke berbagai pihak yang berkepentingan. Sebagai contoh, 24 maret ada agenda besar, di De Tjolomadoe, ada banyak tokoh di sana. Bisa kalian aksi di sana. Tak perlu ganggu acara, cukup bawa spanduk atau apa pun itu, agar orang lihat. Itu pun kalau kalian mau all out,” paparnya.

Sementara itu, Ketua PPMI Solo, Rizki Hidayat, menjelaskan banyak data dan riset yang mesti dilakukan sebelum menuliskan sesuatu mengenai PT RUM.

“Kami sudah bergerak, tapi memang butuh waktu untuk mengumpulkan data-data agar nantinya menjadi reportase yang menyeluruh,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya