SOLOPOS.COM - Kondisi air Sungai Bengawan Solo terlihat berbeda yang diduga tercemar limbah pabrik. Foto diambil Minggu (21/6/2020). (Indah Septiyaning W./Solopos)

Solopos.com, SOLO — Sungai Bengawan Solo sebagai sungai terpanjang Pulau Jawa, yang membentang dari Wonogiri, Jawa Tengah, hingga Jawa Timur sangat kental dengan mitos.

Sungai yang selalu meluap saat musim penghujan itu konon juga dihuni banyak makhluk gaib. Salah satu cerita mitos yang berkembang di kalangan masyarakat pinggir Sungai Bengawan Solo yaitu keberadaan makhluk bernama Onggo-inggi.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Sosok makhluk ini dikisahkan berupa kepala seukuran helm dengan rambut hitam panjang. Sosok mitos ini sering digembar-gemborkan untuk menakut-nakuti anak-anak kampung dekat sungai agar tak bermain di Sungai Bengawan Solo melebihi waktu Magrib.

Jumlah Pengungsi Merapi Di TES Balerante Klaten Terus Berkurang

Ekspedisi Mudik 2024

“Wong sak kampung semua tahu cerita Onggo-inggi ini. Bila tak segera pulang saat menjelang malam, bisa digondol Onggo-inggi. Tapi itu cuma mitos. Selama ini belum pernah ada yang lihat,” ujar Budi Utomo, Ketua RT 01/RW 02 Kelurahan Sewu, Jebres, yang berada di pinggir Bengawan Solo, pekan lalu.

Menurut Budi, rambut Onggo-inggi konon ceritanya bisa menjerat tangan dan kaki anak-anak yang masih bermain di sungai selepas Magrib. “Ciri khas Onggo-inggi menurut cerita rambutnya yang panjang bisa nggubet sikil sama tangan,” imbuhnya.

Selain cerita Onggo-inggi, Budi menuturkan ada mitos tentang memedi tintir atau hantu lampu minyak. Mitos medi tintir diceritakan biasa lewat di Sungai Bengawan Solo pada malam hari dari arah hulu ke hilir. Tapi cerita itu juga hanya mitos.

Kaleidoskop Politik Solo 2020: Figur Cawali-Cawawali Bermunculan Berebut Restu Megawati

Pulau Kecil

Menurut Budi, tidak ada tetangga atau kenalannya yang pernah melihat langsung sosok memedi tintir. Mitos lain sungai tersebut menurut sepengetahuan Budi ada di daerah Putat, Kelurahan Sewu. Dulu di lokasi tersebut ada semacam pulau kecil.

Ketika proses pembangunan era 1990-an, berkembang cerita kerap terdengar suara gamelan di pulau kecil itu. Bahkan konon ada pusaka-pusaka yang beterbangan saat itu. “Mitosnya seperti itu. Setelah itu tidak terdengar lagi,” katanya.

5 Warga Solo Meninggal Terpapar Covid-19, Kasus Positif Tambah 53 Orang

Tak hanya mitos, cerita menyeramkan juga datang dari pulau kecil di Sungai Bengawan Solo itu yakni tentang pembantaian sekitar sembilan orang saat tragedi G 30 S PKI. Tujuh hingga sembilan orang nasionalis dan agamis dibunuh pengikut PKI di pulau kecil tersebut.

“Pernah terjadi peristiwa G30 S PKI. Orang-orang nasionalis dan agamis dibunuh di situ. Jumlahnya sekitar tujuh hingga sembilan orang. Saat ini pulaunya sudah tidak ada. Ketika pembangunan tanggul diratakan, jadi gandeng daratan,” urainya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya