SOLOPOS.COM - Produk kerajinan mebel kayu di Kabupaten Jepara, Jawa Tengah dipajang untuk menarik minat pembeli. (Antara-Akhmad Nazaruddin Lathif)

Solopos.com, JEPARA — Nilai ekspor nonmigas di Kabupaten Jepara selama semester I/2019 mencapai US$187,84 dengan nilai ekspor terbesar disumbangkan mebel kayu. Demikian catatan Dinas Perdagangan Kabupaten Jepara, Jawa Tengah.

"Mebel kayu memang masih menjadi penyumbang ekspor terbesar dengan nilai ekspor mencapai 98,74 juta dolar AS," kata Kepala Bidang Perdagangan Dinas Perdagangan Kabupaten Jepara Iskandar Zulkarnain di Jepara, Jawa Tengah, Jumat (11/10/2019).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Penyumbang terbesar kedua, masih menurut Iskandar Zulkarnain, mulai terlihat adanya pergeseran dengan industri garmen dan sepatu, yang kini menempati urutan kedua. Industri garmen dan sepatu tercatat menyumbang nilai ekspor Jepara senilai US$78,74 juta selama semester I/2019.

Sebelumnya, penyumbang ekspor terbesar kedua biasa ditempati oleh ekspor produk nabati, kemudian disusul dengan ekspor produk tekstil. Nilai ekspor produk nabati pada semester i/2019 ini, justru baru mencapai US$73.979 dan masih kalah dengan produk tekstil yang mencapai US$80.657.

Pada semester I/2019, penyumbang ekspor terbesar ketiga ditempati kayu olahan senilai US$5,48 juta, kemudian diikuti kerajinan kayu dan cenderamata sebesar US$2,61 juta.

Nilai ekspor Jepara pada tahun ini, diperkirakan akan bertambah karena tahun 2018 nilai ekspornya mencapai US$347,41 juta. Selain itu, jumlah pengekspor pada semester I/2019 juga cukup banyak karena mencapai 369 pengekspor.

Diperkirakan hingga akhir 2019 jumlahnya akan bertambah karena berdasarkan data selama tiga tahun terakhir, jumlahnya cenderung meningkat. Pada tahun 2015 jumlah pengekspor tercatat hanya 313, kemudian tahun 2016 bertambah menjadi 324, dan tahun 2017 menjadi 421, sedangkan tahun 2018 ada penurunan sedikit menjadi 413 pengekspor.

Untuk jumlah negara tujuan ekspor, pada tahun 2015 berjumlah 114 negara, tahun berikutnya naik menjadi 115 negara, kemudian tahun 2017 sempat turun menjadi 113 negara, sedangkan tahun 2018 naik menjadi 117 negara.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya