SOLOPOS.COM - Ilustrasi UMKM (JIBI/Solopos/dok)

MEA 2016 sudah di depan mata. Namun, banyak UMKM di Solo yang belum memiliki izin.

Solopos.com, SOLO — Dari 43.700-an usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di Solo, baru 25% yang mengantongi izin usaha. Padahal, mereka harus berhadapan langsung dengan persaingan bebas dengan pemberlakuan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2016 ini.

Promosi Efek Ramadan dan Lebaran, Transaksi Brizzi Meningkat 15%

Dinas Koperasi dan UMKM Solo pun mendorong agar pelaku usaha bisa dengan mudah mengurus izin tersebut. Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Solo, Nur Haryani, mengaku sedang mengupayakan pendelegasikan pengurusan izin usaha mikro kecil (IUMK). Nantinya, pelaku UMKM bisa mengurus izin usaha di kecamatan secara gratis.

Namun demikian, pengurusan IUMK yang merupakan kebijakan dari pemerintah pusat tersebut belum bisa dilaksanakan karena masih menunggu pengesahan peraturan wali kota (perwali). “Saat ini belum bisa karena masih menunggu tanda tangan wali kota definitif. Tetapi dipastikan tahun ini bisa dilakukan karena tinggal menunggu pengangkatan wali kota yang baru,” katanya saat ditemui wartawan di ruang kerjanya, Senin (4/1/2016).

Menurutnya, izin usaha tersebut sangat penting bagi pelaku UMKM. Pelaku UMKM yang sudah mengantongi izin lebih mudah mendapatkan pembiayaan perbankan, salah satunya kredit usaha rakyat (KUR).

Selain itu, izin tersebut diperlukan untuk menghadapi persaingan produk setelah Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) diberlakukan mulai akhir tahun lalu. Saat ini, UMKM dihadapkan dengan tiga masalah utama, yakni produk, pemasaran, dan daya saing. Dia mewanti-wanti pelaku UMKM untuk tidak mudah puas dengan produk mereka.

“Menghadapi pasar yang semakin terbuka di ASEAN, pelaku UMKM jangan terlalu pede [percaya diri] dengan produk yang sudah ada, tetapi lihatlah pasar di luar. Harus ada persiapan yang menyangkut kualitas dan pengemasan juga,” katanya.

Menurutnya, pelaku UMKM harus senantiasa melakukan inovasi produk. Diberlakukannya MEA merupakan peluang bagi UMKM untuk menunjukkan kualitas produk mereka. “Solo merupakan kota jasa dan perdagangan. Ini merupakan peluang untuk berinovasi untuk mengembangkan apa yang dikehendaki pasar. Permintaan pasar ini tidak selalu sama dengan apa yang dikehendaki besok. Jadi inovasi ini sangat perlu untuk mengembangkan produk dan pasar,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya