SOLOPOS.COM - Pedagang makanan melayani pembeli di sebuh pasar tradisional di Kota Jogja, beberapa waktu lalu. 70% pasar tradisional di Indonesia masih dalam kondisi kumuh sehingga pemerintah melalui Kemenkop UKM akan melanjutkan program revitalisasi yangh disertai pula dengan perbaikan manajemen pasar. (JIBI/Harian Jogja/Desi Suryanto)

Harianjogja.com, JOGJA-Sebelum Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) direalisasikan, jumlah pasar tradisional kian menyusut karena jumlah toko modern kian bertambah.

“Situasi ini seperti yang terjadi pada dua pasar tradisional di Gunungkidul yang tutup lantaran toko modern kian menjamur,” kata Komisioner Lembaga Ombudsman Swasta (LOS) DIY, Dwi Priyono, Kamis (8/5/2014).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Dwi berharap, pemerintah serius merespon masalah tersebut dan menata ulang pasar-pasar tradisional di tengah persaingan menghadapi toko modern sebelum menghadapi MEA 2015. Pasalnya, keberadaan pasar tradisional merupakan urat ekonomi bangsa.

“Kalau konsumen banyak beralih ke pasar-pasar modern, secara otomatis pasar tradisional akan kalah. Kalau pedagang tidak siap, maka mereka akan habis dengan sendirinya,” ujar Dwi.

Asisten LOS DIY Hanum Aryani mengatakan berdasarkan data Dinas Perdagangan, Perindustrian dan Koperasi (Disperindagkop) DIY pada 2009 lalu jumlah pasar tradisional DIY sebanyak 336 pasar. Jumlah pasar tersebut
kemudian mengalami penurunan pada 2010 menjadi 331 pasar. Jumlah tersebut tidak mengalami perubahan hingga 2014.

Sementara, jumlah toko modern di DIY selalu meningkat setiap tahunnya. Pada 2009, toko modern di DIY tercatat sebanyak 350 toko. Pada 2011 jumlah toko modern meningkat menjadi 405 toko dan 2013 (416 toko).

“Ada stigma orang memandang pasar tradisional untuk kelas menengah ke bawah. Stigma itu harus diubah dengan cara melakukan pembenahan. Pasar jangan hanya jadi tempat bertransaksi, tetapi juga lokasi pendidikan dan rekreasi,” harap Hanum.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya