SOLOPOS.COM - Ilustrasi MEA (JIBI/Bisnis.com/Colourbox-com)

MEA 2015 diantisipasi pelaku industri makanan dan minuman di Jawa Timur.

Madiunpos.com, SURABAYA — Para pelaku industri makanan dan minuman di Jawa Timur diminta mengebut perisapan kualitas, standar, dan sumber daya manusia dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) 2015.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Ketua Gabungan Industri Makanan dan Minuman (Gapmmi) Jatim Yapto W. Sinatra mengatakan industri makanan dan minuman (mamin) dapat menjadi tulang punggung provinsi saat MEA 2015 tiba. Apalagi, jumlah industri ini tercatat sebagai yang terbesar di Indonesia.

Ekspedisi Mudik 2024

Tercatat ada sekitar 650 produsen mamin dari 700.000 UKM dan UMKM di Jatim. Yapto menilai masifnya pengusaha mamin di provinsi tersebut dapat menjadi peluang sekaligus tantangan untuk meningkatkan pendapatan daerah dan memperluas pangsa pasar saat MEA 2015. “Ketika MEA diberlakukan, barang dan jasa akan dibebaskan di Asean. Perdagangan intra-Asean akan mencapai 25%. Nah, di Indonesia ini, 90% industri mamin masih berskala kecil menengah, tapi kontribusinya [terhadap perekonomian] 15% lebih,” katanya, Kamis (29/1/2015).

Dia juga menyebut UKM makanan dan minuman di Jatim selama ini menjadi salah satu sektor andalan dalam pengurangan pengangguran, penaikan pendapatan domestik, dan berkontribusi banyak dalam memajukan perekonomian provinsi. “Agar tidak minder dalam bersaing dengan industri mamin lain di Asean, pelaku UKM mamin di Jatim harus meningkatkan kualitas usaha yang sudah dibangun, sehingga para wirausahawan dapat mencermati cara berbisnis ke negara-negara di Asia Tenggara.”

Banyak Diekspor
Selama ini, kata Yapto, produk mamin Jatim sudah banyak diekspor ke Malaysia, Singapura, Thailand, Vietnam, Kamboja, Brunei Darussalam, Myanmar, dan Timor Leste. Selain itu, juga telah menembus pasar China, Taiwan, Jepang, Korea Selatan, dan Hong Kong. Sejak 2014, sambungnya, produksi industri mamin di Jatim juga terus naik seiring dengan semakin dekatnya implementasi MEA. Atas dasar itu, dia yakin pada 2015 ini omzet penjualan mamin di pasar Asean dapat meroket.

“Dengan berlakunya MEA, maka kita bisa mengambil kesempatan menaikkan penjualan kepada importir produk mamin di luar negeri khususnya Asean,” ujarnya. Dia menambahkan para pelaku industri mamin tidak perlu terlalu khawatir dengan potensi banjir impor.

Sebab, dengan masuknya mamin impor saat MEA, masyarakat bisa lebih leluasa memilih produk yang berkualitas dan sudah berlabel ML dari BPOM. Dengan demikian, para pengusaha mamin di Jatim akan lebih terdorong untuk berkompetisi.

Pertumbuhan Tercepat
Pemerintah memaparkan bahwa mamin adalah salah satu lini industri nonmigas dengan pertumbuhan tercepat tahun 2014 lalu, yaitu 8,8% dengan serapan tenaga kerja mencapai 1,6 juta jiwa. Adapun, kontribusinya terhadap pendapatan nonmigas menembus 36,85%. Industri mamin—termasuk tembakau—juga membukukan sumbangan devisa senilai lebih dari US$1,64 miliar tahun lalu. Dari sisi investasi pun, penanaman modal dalam negeri (PMDN) mamin naik 7,95% menjadi Rp13,93 triliun sepanjang kuartal I—III/2014.

Angka tersebut setara dengan kontribusi sebesar 33,3% dari total investasi PMDN untuk industri. Sementara itu, penanaman modal asing (PMA) mamin tumbuh 71,34% atau US$2,54 miliar selama periode yang sama. Itu setara dengan andil 25,09% dari total PMA. Bagaimana pun, industri mamin seperti di Jatim masih terkendala isu laten berupa ketergantungan impor bahan baku, misalnya gula mentah. Hal itu akan penurunan daya saing produk mamin nasional, khususnya yang dibuat oleh industri kecil menengah.

Direktur Institute for Development of Economic and Finance (INDEF) Enny Sri Hartati berpendapat ketimbang sekadar memacu pertumbuhan, pemerintah seharusnya membenahi masalah ketersediaan bahan baku bagi industri mamin dan memperbaiki sistem logistik.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya