SOLOPOS.COM - Ketua Badan Musyawarah Perbankan Daerah (BMPD) Soloraya, Ismet Inono (ketiga dari kanan), bersama Branch Manager (BM) perbankan di Soloraya secara simbolis membuka Porseni BMPD Soloraya di halaman Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Solo, Kamis (4/9/2014). (Asiska Riviyastuti/JIBI/Solopos)

Solopos.com, SOLO — Para pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) dinilai bakal paling kesulitan menghadapi era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang bakal dimulai tahun 2015 mendatang. Kekhawatiran itu didasarkan pada kenyataan Indonesia belum memiliki standar produk UMKM.

Ketua Perwakilan Bank Indonesia (BI) Solo, Ismet Inono, mengingatkan Indonesia kini sudah menghadapi perdagangan bebas karena penerapan beberapa peraturan, seperti penurunan tarif masuk, peningkatan sumber daya manusia (SDM), pembukaan pasar dan kerja sama dengan industri. Namun masuknya produk asing ke Indonesia belum terlalu deras sehingga berbagai industri termasuk UMKM masih tetap bertahan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Dia berkeyakinan kalangan industri besar relatif siap menerima gempuran asing karena produk mereka sudah ada yang diekspor. Namun tak demikian halnya dengan UMKM. Indonesia, menurut dia belum memiliki standardisasi produk UMKM. Oleh karena itu, ada kemungkinan produk UMKM tidak diterima di luar negeri atau malah kalah bersaing di dalam negeri akibat gempuran produk asing.

“Salah satu kendala saat MEA adalah belum adanya standar produk UMKM, seperti produksi barang kerajinan industri belum ada ISO sehingga sulit untuk mengukur apakah produk tersebut akan bisa diterima di luar negeri atau tidak,” ujarnya saat ditemui Solopos.com di sela-sela acara Porseni BMPD Soloraya di halaman Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Solo, Kamis (4/9/2014).

Perlu Sertifikasi
Menurut dia, langkah dan aturan sudah disiapkan sehingga sertifikasi produk maupun SDM perlu dipercepat untuk bisa menghadapi MEA. Oleh karena itu, pihaknya akan mendorong pelaksanaan sertifikasi terutama hal-hal yang sudah disepakati untuk perdagangan.

Di sisi lain, Badan Musyawarah Perbankan Daerah (BMPD) Soloraya mengadakan acara porseni yang diikuti karyawan perbankan di Soloraya. Acara tahunan tersebut, kali ini dilaksanakan bersamaan dengan halalbihalal.

Ismet yang juga Ketua BMPD juga menyampaikan kegiatan porseni tersebut sengaja dilakukan untuk membangkitkan sportivitas dan kebersamaan. Ismet menyampaikan selain sebagai ajang berkumpul karyawan perbankan di Soloraya juga bisa dijadikan ajang untuk membahas langkah ke depan dalam menghadapi MEA secara informal. “Dalam acara ini, karyawan perbankan bisa juga berdiskusi mengenai fokus bersama apa yang akan dilakukan saat MEA, seperti untuk pembiayaan,” paparnya.

Menurut dia, BMPD juga akan memberikan sumbangan gerobak sampah atau sepeda patroli dan juga perbaikan taman.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya