SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Usianya yang telah menginjak senja tak meredupkan semangatnya untuk terus melestarikan wayang. Baginya, wayang adalah media berseni sekaligus media untuk mengenalkan warisan luhur bangsa tersebut kepada generasi muda.

Di rumahnya yang kecil, Tertib Suratmo, 68, atau biasa dipanggil Mbah Tertib dengan tekun menatah dan  mengecat wayang-wayang karton buatannya.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Saya tidak mengejar tarif wayang yang saya buat. Saya hanya ingin melestarikannya [wayang] kepada generasi muda sekarang,” ungkap Mbah Tertib di kediamanannya di kampung Dipowinatan, Jogja Rabu (24/8).

Seniman kelahiran Klaten, 20 Maret 1943 itu menuturkan, wayang sebagai warisan bangsa yang tak ternilai harganya itu telah semakin meredup pamornya di mata masyarakat Indonesia sendiri. Mbah Tertib membandingkan betapa kontrasnya kondisi peminat wayang jaman dulu dan sekarang.

“Jangankan di kota, di desa saja peminat wayang saat ini sudah sangat jarang. Padahal waktu zaman saya kecil dulu, hampir semua anak-anak memiliki koleksi wayang lengkap,” ujar seniman lulusan SESRI (Sekolah Seni Rupa Republik Indonesia) 1967 itu.

Sejak masih belia, Mbah Tertib memang telah akrab dengan dunia wayang. Wajar saja kalau bakat seninya tak bisa dilepaskan dari kegemarannya  membuat wayang.  Lahir dalam keluarga pembuat wayang, Mbah Tertib diwarisi kemampuan membuat wayang dari ayahnya Harjosuwito.

“Saya berguru dari Bapak saya. Dulu bapak saya pandai membuat wayang, tapi karena tidak mengenyam pendidikan tinggi, kemampuan tersebut hanya berkembang di dalam keluarganya saja,” tutur seniman yang pernah mengenyam pendidikan seni lukis di ASRI selama dua tahun ini.

Sayangnya, kemampuan yang telah turun-temurun diwariskan dalam keluarganya itu tidak menurun pada anak-anaknya. Dari keempat anak dan ketiga cucunya, tidak satu pun yang meneruskan kemampuan membuat wayang seperti dirinya.

“Anak-anak dan cucu-cucu saya tidak ada yang tertarik dengan wayang, jadi tidak ada yang meneruskan kemampuan membuat wayang ini,” ujar suami dari Rosmiati itu.

Bengkel teater
Diakui Mbah Tertib, nama Tertib sendiri bukanlah nama asli pemberian keluarganya. Nama yang justru kini melekat padanya itu adalah pemberian almarhum WS Rendra ketika dia masih aktif di Bengkel Teater Rendra.

“Dulu Mas Rendra selalu memperhatikan saat saya bekerja mendekorasi pangguang sebelum pementasan. Mungkin karena melihat saya bekerja dengan tekun selama berhari-hari sendirian, Mas Rendra memanggil saya Tertib,” tuturnya.

Tidak mudah bagi Mbah Tertib untuk melupakan WS Rendra dan Bengkel Teaternya. Sejak masuk di Bengkel Teater pada 1967, Mbah Tertib dipercaya untuk mendekorasi panggung, penata musik  sekaligus pemain drama. Puluhan drama yang telah dia pentaskan bersama Bengkel Teater di antaranya Hamlet, Oedypus, Kasida Berjanji, dan sebagainya.

“Dalam Bengkel Teater itu, makan tidak makan kami tetep jadi satu. Kami tinggal di rumah yang sama, makan makanan yang sama,” tutur pensiunan pustakawan PNS  2006 itu.

Setelah sembilan tahun berkecimpung dalam Bengkel Teater Rendra, Mbah Tertib memutuskan untuk meninggalkan sanggar yang telah menjadi tempatnya mengembangkan jiwa seninya itu pada 1975.

“Saya memutuskan keluar [dari Bengkel Teater] saat Mas Rendra bilang siapa saja boleh meninggalkan Bengkel Teater bagi mereka yang tidak setuju dengan pernikahan ketiganya dengan Mbak Ida,” tutur Mbah Tertib yang mengaku pertemuannya dengan Rendra pada 2006 lalu adalah pertemuannya yang terakhir setelah 31 tahun berpisah.

Kini, di hari tuanya Mbah Tertib masih aktif membuat wayang dan mengajarkan teater di kampungnya. Bahkan dua muridnya, yakni Joko Kamto dan Novi Budianto telah menjadi anggota kelompok musik Kyai Kanjeng.(Wartawan Harian Jogja/Apriliana Susanti)

Foto: Mbah Tertib mengecat wayang di rumahnya di Kampung Dipowinatan, Jogja Rabu (24/8).(Harian Jogja/Apriliana Susanti)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya