SOLOPOS.COM - Mbah Rono (JIBI/Harian Jogja/dok)

Mbah Rono (JIBI/Harian Jogja/dok)

JOGJA—Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Surono mengaku kaget dengan kabar hilangnya empat mahasiswa UGM di Gunung Merapi. Semalam, Kamis (27/12), Surono sempat berada di Pos Kaliurang melakukan pemantauan.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Kok bisa mahasiswa tersesat. Acara apa mereka mendaki?” ujarnya kepada Harian Jogja, Jumat (28/12).

Mbah Rono, demikian dia bisa disapa menegaskan, sebenarnya pendakian Merapi tidak ditutup. Tetapi juga tidak bisa dilakukan sembarangan. “Sebelum naik harus jelas jadwal dan tahu rutenya. Bawa peralatan yang memadami dari kompas hingga mantel dan jaket. Jangan naik Merapi seperti mau wisata di Malioboro atau Borobudur,” ujarnya.

Surono juga menegaskan siapapun yang mendaki harus melapor ke SAR dan Pos Gunung Merapi. “Dan harus respek terhadap alam,” kata dia.

Mahasiswa FE UGM masing-masing Seto, Chandra, Mario dan Fatah hilang kontak Jumat (28/12). Mereka mendaki Merapi dari Selo, Boyolali, Kamis (27/12), hanya membawa perbekalan minim. Mereka sempat menghubungi seorang mahasiswa mengabarkan kondisinya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya