SOLOPOS.COM - JIBI/Harian Jogja/Sunartono Tersangka pembunuh Nanda Amalia Setyowati

JIBI/Harian Jogja/Sunartono
Tersangka pembunuh Nanda Amalia Setyowati

Harian Jogja.com, SLEMAN – Sejumlah tetangga pelaku kaget dengan terungkapkan kasus pembunuhan terhadap Nanda Amalia Setyowati, 15, di TK Tunas Wisata Ambarrukmo, Senin (8/7/2013) lalu.

Promosi Perjalanan Uang Logam di Indonesia dari Gobog hingga Koin Edisi Khusus

Di mata tetangga, sejumlah pelaku yang tinggal di satu pedukuhan kesehariannya merupakan anak baik-baik. Karenanya, para tetangga mengaku kaget setelah pelaku ditangkap polisi akibat membunuh.

“Mereka rata-rata dari keluarga baik-baik dan tidak terlalu nakal. Makanya yang yang kaget termasuk saya,” ungkap salah satu tetangga pelaku yang enggan disebut namanya, Kamis (11/7/2013).

Ekspedisi Mudik 2024

Kapolres Sleman AKBP Hery Sutrisman mengaku prihatin dengan serentetan kasus pembunuhan yang melibatkan anak di bawah umur terutama di wilayah hukumnya. Karena itu pihaknya meminta agar masyarakat turut serta membantu kepolisian mencegah.

“Kami minta orangtua kalau anaknya pamit enggak pulang-pulang dikroscek, jangan main percaya begitu saja. Kemudian pihak sekolah pendidikan moralnya ditingkatkan. Tiga bulan ada tiga kejadian pembunuhan sadis melibatkan anak. Tidak bisa hanya tanggung jawab polisi,” tegasnya.

Kapolres menjelaskan dalam penyidikan pihaknya masih bertahan pada empat tersangka yaitu YS, DG, SS dan AY. Keempatnya masih berstatus sebagai pelajar SMP dan SMA sederajat.

Sedangkan EP yang masih menjadi saksi tidak dinaikkan statusnya sebagai tersangka. EP juga dilepas dan tidak ditahan di Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (UPPA) Polres Sleman. Karena berdasarkan penyidikan EP tidak mengetahui adanya rencana pembunuhan tersebut.

EP, kata Hery, memang sempat meminta kepada korban melalui pesan singkat untuk datang ke TK Tunas Wisata atas perintah DG yang juga mantan pacar korban.
“Yang menyuruh DG ke EP. Nah di EP ini tahunya dia pikir si DG ini mau balikkan lagi karena sebelumnya kan pacar. Sehingga sampai sekarang masih saksi,” terang Hery.

Sebelumnya saat diwawancara Selasa (9/7/2013) di ruang UPPA Polres Sleman DG mengaku sempat menjalin hubungan dengan korban. Akan tetapi hanya berlangsung satu bulan kemudian putus. Ia juga sempat mengajak korban untuk menonton jatilan yang menjadi kesukaan korban hingga kemudian mengenal YS.

Dalam statusnya DG tercatat sebagai pelajar salah satu SMK di Kota Jogja. Keterangan itu senada dengan pernyataan ibu korban, Endang Setyowati. Pada Rabu (10/7/2013) di rumahnya, Endang mengatakan DG sempat bermain ke rumah untuk menemui anaknya tiga kali.

Bahkan, lanjut Endang, Nanda sempat meminta pertimbangan kepadanya tentang sikap DG. Endang sendiri awalnya sudah tidak respek dengan DG yang cenderung berlebihan dalam pembicaraan. “Pernah juga Nanda bertanya kalau DG dengan F [teman Nanda] itu baikan mana bu?” ujar Endang.

Hery menambahkan rekonstruksi rencananya akan digelar pekan depan. “Secepatnya, rekonstruksi rencananya pekan depan, kita percepat,” ungkap dia.

Terpisah Kasatreskrim Polres Sleman AKP Heru Muslimin menambahkan hingga saat ini pihaknya belum menerima hasil autopsi dari RSUP Dr Sardjito. Karena itu terkait dengan sejumlah isu yang beredar berkenaan dengan kondisi fisik korban kepolisian belum bisa menjelaskan secara detail. “Kalau berkenaan dengan fisik korban harus menunggu medis, hasil autopsi,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya