SOLOPOS.COM - Ilustrasi demonstrasi buruh melintas di Bundaran Hotel Indonesia (HI) Jl Jendral Sudirman, Jakarta. (JIBI/Dok)

Ribuan buruh melintas di Bundaran Hotel Indonesia (HI) Jl Jendral Sudirman, Jakarta Rabu (1/5/2013). Ribuan buruh tersebut menuju Istana Negara, untuk berunjuk rasa memperingati Hari Buruh se-Dunia, yang lebih dikenal dengan Mayday yang jatuh pada tanggal 1 Mei. (JIBI/SOLOPOS/Istimewa/Ellan Andriyanto)

JAKARTA—Mabes Polri akan menyiapkan sekitar 23.000 personel polisi untuk mengamankan aksi unjuk rasa sekitar 30,000 buruh, Rabu (1/5/2013) hari ini di Jakarta.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Untuk tanggal 1 Mei, kami sudah mendengarkan paparan dari Polda Metro. Kami akan menurunkan 23 ribu personil” kata Kepala Divisi Humas Polri Irjen Suhardi Alius di Jakarta, Selasa (30/4/2013).

Adapun, isu yang akan diusung oleh buruh dalam perayaan May Day itu adalah terkait persoalan outsourcing hingga kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM).

Sebelumnya, Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Brigjen Pol Boy Rafli Amar  memperkirakan jumlah buruh yang akan berdemonstrasi di ibukota  mencapai 20.000-30.000 orang yang terdiri dari 16 kelompok. Namun, jumlah tersebut masih bisa bertambah lagi. Mereka terdiri dari 16 kelompok.

Polri juga telah melakukan koordinasi dengan seluruh koordinator dan serikat pekerja sehingga tujuan dalam rangka hari peringatan hari buruh sedunia tersebut tidak menyimpang dari koridor hukum dan tertib.

Pengalihan Arus

Polda Metro Jaya juga sudah mengantisipasi peringatan Hari Buruh. Rencananya dilakukan pengalihan arus lalu lintas menuju 12 wilayah yang akan menjadi titik konsentrasi massa.

Wilayah tersebut antara lain :

  • Istana Negara
  • Istana Wakil Presiden
  • Bundaran HI
  • Gedung MPR/DPR
  • Kawasan Senayan
  • Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi
  • Gedung KPK
  • Kejaksaan Agung
  • Gedung Jamsostek
  • Balaikota DKI Jakarta
  • Gedung MK
  • Mabes Polri

 

Seperti ditulis www.beritajakarta mengutip keterangan Wakil Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya AKBP Sambodo Purnomo, konsentrasi massa terbesar di Istana Negara, Bundar HI dan Gedung MPR/DPR.

 

Polda Metro Jaya telah membuat skema pengalihan arus lalu lintas. Langkah ini dibuat apabila ada konsentrasi massa yang membuat lalu lintas terhenti. “Kami berlakukan kalau memang massa benar-benar menghambat lalu lintas,” katanya.

Menurut Sambodo, untuk jalur bus Transjakarta tetap dibuka dan tetap beroperasi meski jalur umumnya ditutup atau dialihkan. “Itu kebijakan mereka kalau dianggap tidak memungkinkan,” ucapnya.

Nantinya, bus-bus pendemo yang telah menurunkan massa selanjutnya segera diarahkan ke kantong-kantong parkir yang telah disediakan.

“Kami juga sudah menyiapkan pengawalan terhadap angkutan yang digunakan massa pendemo untuk menuju lokasi demo,” katanya.

Ada 120 motor dan 40 mobil pengawalan yang disiapkan khusus sebagai satgas pengawalan. Selanjutnya melakukan kerjasama dengan PJR (Patroli Jalan Raya) terkait bila ada massa buruh yang melintasi tol untuk menuju lokasi demo.

“Hasil pertemuan dengan elemen buruh, mereka menyanggupi untuk tidak menutup jalan tol, jalur bus Transjakarta, dan sepeda motor tidak diperbolehkan masuk ke dalam Tol. Bila ada pelanggaran pastinya pihak kepolisian akan menindak,” tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya