SOLOPOS.COM - Kegiatan susur sungai. (Liputan6.com)

Solopos.com, SOLO – Baru-baru ini masyarakat Indonesia dikejutkan dengan kegiatan outbound pramuka yang menelan korban jiwa akibat kelalaian pembina. Kejadian ini menimpa murid kelas VII dan VIII SMPN 1 Turi, Sleman, DIY. Sebanyak 10 siswa meninggal dan 23 lainnya luka-luka akibat kecelakaan air saat susur Sungai Sempor di Turi, Sleman, DIY, Jumat (21/2/2020).

Kegiatan outbound dalam pramuka sebenarnya dilakukan untuk melatih keberanian, kerja sama, serta kepekaan pada alam sekitar. Dikutip dari Wikipedia, Senin (24/2/2020) outbound dapat menumbuhkan keberanian dalam bertindak maupun berpendapat dan mampu membentuk rasa percaya diri pada anak lewat permainan kreatif dan edukatif, stimulasi, diskusi, serta petualangan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Cerita Bakul Jus di Sekitar RSUD Dr. Moewardi Solo, Kantongi Rp1 Juta/Hari

Dikutip dari Okezone Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Agus Wibowo, menerangkan petunjuk pelaksanaan susur sungai yang aman.

Ekspedisi Mudik 2024

"Pertama, susur sungai hanya boleh dilakukan oleh orang dewasa dan terlatih. Kedua, anak-anak dan remaja dilarang melakukannya. Ketiga, susur sungai sebaiknya dilakukan saat musim kemarau," ujarnya.

Mengambil pelajaran dari kejadian itu, berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum melakukan kegiatan susur sungai:

Tanya warga sekitar

Hal pertama yang sangat penting dilakukan oleh pihak sekolah atau pembina adalah mencari informasi dengan bertanya kepada masyarakat sekitar tentang keadaan sungai. Jika tidak memungkinkan untuk melakukan susur sungai pada waktu yang telah ditentukan, sebaiknya hindari atau cari sungai lain yang aman untuk siswa.

Jadi Tersangka Tragedi Sempor, Guru Olahraga SMPN 1 Turi Sleman Terancam 5 Tahun Penjara

Kenali kondisi sungai

Setelah bertanya kepada masyarakat sekitar, pihak sekolah atau pembina juga wajib melakukan observasi sendiri. Observasi dilakukan sehari atau dua hari sebelum kegiatan. Selain untuk mematangkan persiapan, observasi juga dapat memperkirakan hal-hal yang tidak terduga lainnya seperti, air sungai naik, tanah longsor atau kejadian yang dapat mengancam keselamatan.

Pelatihan dan pembekalan

Siswa juga perlu dilatih untuk menghadapi kegiatan yang berbahaya, fungsinya jika suatu saat terjadi kegiatan yang tidak diinginkan, siswa mempunyai pandangan untuk bertindak sebagaimana yang sudah mereka pelajari.

Berikan materi mengenal aneka kegiatan alam bebas yang cukup berbahaya bagi keselamatan dan bagaimana solusinya, serta P3K. Jangan lupa berikan pengetahuan tentang hal-hal yang tidak boleh dilakukan saat mengadakan kegiatan outbound di alam. Lakukan simulasi praktik susur sungai agar siswa terbiasa untuk melakukan kegiatan tersebut.

Benteng Bekas Keraton Kartasura Tak Terawat, Tertutup Ilalang dan Sampah

Pantau prakiraan cuaca

Hal yang tak kalah penting untuk diperhatikan adalah tetap memantau keadaan cuaca sekitar. Kegiatan susur sungai sebaiknya diadakan saat musim kemarau. Selain untuk menghindari kehujanan, juga dapat mencegah air sungai meluap yang membahayakan keselamatan siswa.

Jaga keselamatan

Hal terakhir yang perlu diperhatikan adalah menjaga keselamatan diri sendiri dan tim. Hindari hal-hal yang dapat mengakibatkan kecelakan atau kerugian. Pastikan menjaga keselamatan anggota lain. (Ria Sari Febrianti/Solopos.com)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya