SOLOPOS.COM - Tempat penyeberangan sepeda motor di jalur rel KA Solo-Jogja di Mutihan, Pajang, Laweyan, Solo ini cukup membantu pengguna sepeda motor yang ingin menghindari kemacetan lalu lintas yang biasa terjadi di persimpangan depan Stasiun KA Purwosari. (JIBI/SOLOPOS/Tri Rahayu)

Tempat penyeberangan sepeda motor di jalur rel KA Solo-Jogja di Mutihan, Pajang, Laweyan, Solo ini cukup membantu pengguna sepeda motor yang ingin menghindari kemacetan lalu lintas yang biasa terjadi di persimpangan depan Stasiun KA Purwosari. (JIBI/SOLOPOS/Tri Rahayu)

Sebuah papan bercat putih tersandar di kursi plastik warna hijau. Pada papan itu tertulis jasa penyeberangan motor Rp1.000 dan tanda panah hitam mengarah ke rel kereta api (KA). Sebuah spanduk putih bertuliskan jalur alternatif motor juga terpasang di pagar pinggir rel sekitar 3-4 meter dari papan itu.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Sekelompok pemuda berkumpul di seberang rel. Dengan modal dua kursi dan satu meja, mereka menawarkan jasa penyeberangan motor lewat rel KA. Sebuah kaleng bekas tempat roti diletak di meja. Kaleng itu sebagai tempat penyimpanan uang hasil jasa tersebut. “Mangga Pak, bisa lewat sini. Gunakan rem depan ya pak! Ayo!” seru Bedeng, 32, anggota Karang Taruna RW X, Griyan, Pajang, seraya mendorong motor konsumennya.

Untuk memudahkan penyeberangan motor, para pemuda itu memasang papan kayu di dua rel KA sebagai jembatan untuk melintas. Saat KA lewat, papan di tengah rel dilepas karena bisa menghambat lalu lintas KA. Bedeng tak sendiri. Saat siang hari, ia dibantu Yanto, 37, dan beberapa pemuda yang menemaninya.

“Silakan, Bu! Mari saya bantu menyeberangkan motornya. Mbaknya turun saja,” sapa Yanto ramah kepada seorang ibu bersama putrinya yang mengendarai motor Honda Revo warna hitam. Yanto menyilakan ibu dan putrinya berjalan kaki ke seberang rel. Ia mengendari motor melalui dua rel KA di perbatasan Kampung Griyan Kelurahan Pajang dan Kampung Mutihan Kelurahan Sondakan. Begitu sampai di seberang rel, sang ibu memberikan selembar uang Rp1.000.

Pekerjaan itu mereka lakukan sejak sepekan terakhir. Animo masyarakat cukup tinggi dalam menggunakan jasa penyeberangan motor itu. Dalam waktu 15 menit saja, ada 10 motor yang diseberangkan Yanto dan Bedeng. “Kami bekerja ini ada dua shift, yakni siang dan malam. Shift siang dimulai pukul 07.00 WIB-16.00 WIB. Sedangkan shift malam dimulai pukul 16.00 WIB hingga pukul 22.00 WIB,” ujar Yanto saat dijumpai Solopos.com.

Ketika terjadi kemacetan di Purwosari, jalur itu menjadi pilihan alternatif warga. Dari Mutihan bisa tembus sampai Solo Square bila menyeberangi rel itu. Tarif penyeberangan Rp1.000/orang hanya diperuntukkan bagi pengendara motor. Para pemuda yang menamakan diri kru 57146 itu tak menarik pungutan bagi para pengendara sepeda onthel. “Enak ya, Pak. Praktis. Bayarnya bisa di sini,” celetuk seorang remaja perempuan yang senang dibantu menyeberangi rel.

Meski kaleng sudah penuh terisi uang, mereka belum menghitung penghasilannya. Mereka ingin menghitung uang itu sepekan sekali. “Kami sudah memiliki perhitungan tertentu, berapa persen untuk operasional dan berapa banyak untuk kas karangtaruna. Yang penting kami tetap dapat bagian. Ya, bisa ngurangi pengangguran. Banyak orang yang merasa terbantu dengan jasa ini. Untuk babat alas ini, kami yang agak tua-tua. Tapi kalau sudah jalan, pekerjaan ini akan diserahkan kepada remaja,” tambah Yanto yang diamini Bedeng.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya