SOLOPOS.COM - Penjual sate jamur di jalan Merbabu Boyolali, Ali Murtopo. 48, saat membakar sate jamur di lapaknya pada Minggu (10/4/2022). Harga sate jamur di lapaknya dijual Rp1.000 per tusuk. (Solopos/Ni’matul Faizah)

Solopos.com, BOYOLALI — Sepanjang Jl. Merbabu di Kecamatan Boyolali, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah menjadi kawasan kuliner pada momen Ramadan 2022.

Banyak pelapak musiman yang berjualan di area tersebut. Salah satunya penjual satai atau sate jamur, Ali Murtopo, 48, yang melapak menggunakan sepeda motor. Ia mengaku baru berjualan sate jamur di Jl. Merbabu Boyolali saat Ramadan ini. Sebelum Ramadan, ia berjualan di Pasar Boyolali dan dari sekolah ke sekolah pada pagi hari.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Saya berjualan di sini mulai jam 15.00 WIB sampai habis. Biasanya persiapan jamur tiram enam kilogram [saat tidak Ramadan]. Pas bulan puasa begitu hanya tiga kilogram,” ungkap Ali saat dijumpai Solopos.com di Jl. Merbabu Boyolali pada Minggu (11/4/2022).

Baca Juga : Worth It! Ini Kuliner Khas Boyolali Sering Dirindukan Para Perantau

Ia mengatakan bahan dasar jamur tiram didapat dari hasil budidaya sendiri di rumahnya, Desa Kebongulo, Kecamatan Musuk, Kabupaten Boyolali. Sebagai petani jamur tiram, ia merasa harus meningkatkan nilai jual jamur tiram. Harga jamur tiram di pasaran hanya Rp13.000 per kilogram.

Dengan menjual sate jamur, katanya, ia mengaku dapat meningkatkan nilai jual jamur tiram. Ia menjual sate jamur Rp1.000 per tusuk. Biasanya, ia menjual sate jamur per porsi isi 10 tusuk.

Baca Juga : Eksis Sejak 1951, Sate Kere Pendapa Alit Paling Enak Se-Boyolali

“Untuk penjualan sate jamur di masa Ramadan ini memang ramai. Harganya juga lebih murah dibanding sate daging. Jadi sempat saya jual ke anak-anak SD. Ramadan ini jadi kesempatan mengenalkan produk sate jamur yang biasanya dikenal hanya di kalangan vegetarian,” kata dia.

Semasa pandemi, usaha sate jamur sempat sepi sehingga ia hanya membuat sate jamur berdasarkan pesanan. Namun, Ramadan ini ia berharap usahanya akan lancar terus. “Mari kita kenalkan produk olahan jamur tiram ini supaya petani jamur tiram semakin maju ke depan dan makin sukses,” ungkap dia.

Baca Juga : Makan Sambil Main Air di Kali Guyangan Banyudono Boyolali, Sudah Coba?

Sementara itu, salah satu pembeli sate jamur asal Kecamatan Boyolali, Pelangi Gustika, 22, mengaku baru kali pertama membeli sate jamur. Setiap lewat, ia selalu melihat keramaian di lapak sate jamur milik Ali sehingga penasaran ingin mencoba. “Kalau yang lain kan sate daging begitu. Nah ini ada sate jamur,” kata dia.

Senada dengan Pelangi, pembeli lain, Yuan Renata, 22, mengaku melihat lapak sate jamur Ali antre pembeli. Ia juga baru kali pertama tahu ada sate jamur. Pembeli lain yang telah mencicipi sate jamur, Luqman Hakim, 18, mengaku rasa sate jamur bikinan Ali seperti sate usus. “Jangan dibandingkan dengan sate daging karena rasanya beda. Tapi ini [sate jamur] tetap enak. Apalagi harganya murah,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya