SOLOPOS.COM - Ilustrasi matahari. (Istimewa)

Solopos.com, JAKARTA - Matahari disebut-sebut tengah berada pada fase yang disebut solar minimum. Fase ini terjadi sekitar 100 hari sejak ilmuwan menemukan bintik matahari. Banyak yang lantas menyebut matahari sedang lockdown. Benarkah?

Keren! Ini Sejumlah Upaya LIPI Atasi Pandemi Covid-19 Indonesia

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kejadian ini telah menimbulkan sejumlah kekhawatiran di media sosial tentang kemungkinan fenomena zaman es yang akan datang. Akan tetapi, para peneliti dan ilmuwan mengatakan bahwa kita seharusnya tidak perlu khawatir tentang hal ini.

Laporan SpaceWeather.com menyebut bahwa sepanjang tahun ini, matahari telah tidak berkegiatan 76 persen, sementara pada tahun lalu matahari tidak berkegiatan 77 persen. Dua tahun berturut-turut terjadi spotlessness menambah rekor minimum matahari.

Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) juga membantah kekhawatiran yang berkembang di media sosial. Lapan membantah bahwa fenomena solar minimum akan memicu bencana di Bumi.

Ibu Muda di Grobogan Hamil 7 Bulan Positif Corona, Transmisi Lokal?

Kepala Lapan, Thomas Djamaluddin, Senin (18/5/2020) mengatakan bahwa solar minimum merupakan fenomena periodik ketika jumlah bintik matahari menjadi minimum.

"Fase minimum aktivitas matahari adalah kejadian periodik sekitar 11 tahunan yang tidak berdampak signifikan pada cuaca dan tidak terkait bencana," kata Thomas dilansir Suara.com, Senin.

Justru, sambung Thomas, karena bintik matahari berkurang maka badai matahari juga berkurang. Badai matahari sendiri merupakan istilah untuk menggambarkan gelombang geomagnetik dari matahari yang efeknya terasa di atmosfer Bumi.

Peringatan WHO:  Virus Corona Mungkin Tidak Akan Pernah Hilang dari Bumi

"Memang ada peningkatan sinar kosmik, tetapi dampaknya tidak signifikan," imbuh Thomas.

Sebelumnya diwartakan bahwa bahwa fenomena matahari lockdown atau solar minimum bisa memicu cuaca dingin ekstrem di Bumi, yang kemudian berujung pada gagal panen serta kelaparan. Ada juga laporan yang mengatakan bahwa solar minimum ini akan memicu gempa Bumi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya