SOLOPOS.COM - Ilustrasi elpiji 3 kg alias gas melon. (JIBI/Bisnis/Dok.)

Panic buying kala kebutuhan meningkat menjadi pemicu kelangkaan gas melon ini

Harianjogja.com, SLEMAN-Penggunaan LPG 3 kg  yang masih salah sasaran dinilai menjadi sebab kekurangan pasokan di masyarakat. Selain itu, panic buying kala kebutuhan meningkat menjadi pemicu kelangkaan gas melon ini.

Promosi Uniknya Piala Asia 1964: Israel Juara lalu Didepak Keluar dari AFC

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Sleman Tri Endah Yitnani  meminta masyarakat tidak panik akan adanya isu kelangkaan gas tiga kilogram. “Kalau masyarakat panik yang untung pedagangnya,” katanya, Kamis (21/12/2017).

Ekspedisi Mudik 2024

Disampaikan pula jika stok dan kuota gas subsidi ini sudah naik sekitar 6% bulan ini. Hanya saja, penambahan diakui memang tak selalu berjalan efektif karena masih banyak masyarakat mampu yang menggunakan gas ini. Padahal, gas melon ditujukan bagi masyarakat yang tidak mampu.

Masyarakat yang lebih mampu ataupun pedagang dianjurkan untuk mulai beralih menggunakan bright gas yang berukuran lima kilogram atau gas 12 kilogram. Nyatanya, masih ada masyarakat yang menggunakan gas melon meskipun sudah memiliki gas nonsubsidi ini dengan dalih cadangan.

Sementara itu, Ketua Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Sleman, Sumadi menyampaikan Sleman mendapatkan kuota 922.120 tabung gas tiga kilogram pada bulan ini. Diberikan pula tambahan fakultatif sebanyak 44.640 tabung, serta tambahan fakultatif tengah bulan 10.520 tabung. Setiap SPBU juga disediakan tambahan 2% sebagai stabilisator. Pihaknya juga berkoordinasi dengan Hiswana Migas DIY untuk memastikan kuota gas tersebut aman di Sleman, khususnya jelang akhir tahun ini.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya