Solopos.com, SOLO – Islam dan demokrasi dalam konteks keindonesiaan sudah selesai. Keduanya kompatibel dalam konteks kepentingan menjaga eksistensi bangsa dan negara. Keduanya juga kompatibel dalam konteks membangun bangsa dan negara.
Demikian dikemukakan Guru Besar Sejarah dan Peradaban Islam Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Azyumardi Azra dan pengajar di Departemen Ilmu Politik dan Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Diponegoro Semarang Muhammad Adnan dalam salah satu sesi Sekolah Demokrasi Angkatan III yang diselenggarakan Lembaga Penelitian Pendidikan dan Penerangan Ekonomi dan Sosial (LP3ES) yang berbasis di Jakarta bekerja sama dengan Universitas Diponegoro Semarang.