SOLOPOS.COM - PERLENGKAPAN UPACARA -- Abdi dalem Keraton Ngayogyakarta membawa sejumlah perlengkapan busana yang akan dipergunakan dalam upacara pernikahan putri bungsu Sultan Hamengku Buwono X, Kamis (13/10/2011). (JIBI/Harian Jogja/Desi Suryanto)

Jogja (Solopos.com) – Kabar pernikahan putri raja Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat Sri Sultan Hamengku Buwono X, GRAj Nurastuti Wijareni dan Achmad Ubaidillah ternyata tersebar hingga ke Kyoto, Jepang. Masyarakat setempat ikut merayakan pernikahan putri bungsu HB X tersebut.

MENGEPAS BUSANA PERNIKAHAN -- KPH Yudanegara, calon suami GKR Bendara mengepas selop di Kraton Kilen, Kompleks Keraton Ngayogyakarta, Jogja, Kamis (13/10/2011). (JIBI/Harian Jogja/Desi Suryanto)

Promosi Mimpi Prestasi Piala Asia, Lebih dari Gol Salto Widodo C Putra

Bekas Gubernur Kyoto, Aramaki Teiichi dalam lawatannya ke Jogja, Kamis (13/10/2011) menuturkan, kabar pernikahan GRAj Nurastuti Wijareni dan Achmad Ubaidillah sudah tersebar di masyarakat Kyoto, lantaran Jogja dan Negeri Sakura tersebut khususnya Kyoto punya jalinan persahabatan yang erat. Berkali-kali Gubernur DIY sejak HB IX hingga saat ini maupun dari pihak Gubenur Kyoto telah saling mengunjungi dan mnejalin kerjasama. Karenya kata dia, warga Kyoto juga ikut merayakan pernikahan agung tersebut. Bahkan Gubernur Kyoto saat ini Yamada Keiji sengaja secara resmi mengirimkan surat ucapan selamat atas pernikahan Jeng Reni kepada Sultan, “Berita pernikahan Jeng Reni sudah terkenal di Kyoto, jadi masyarakat Kyoto juga ikut merayakan,” tutur Aramaki Teiichi lewat penerjemah Viara.

Sayang mantan gubenur yang menjabat pada 1986-2002 itu harus pulang ke tanah air dalam waktu dekat hingga tak dapat menyaksikan acara pernikahan GRAj Nurastuti Wijareni. Aramaki Teiichi juga menceritakan kedekatan Jogja dan negerinya. Menurutnya, kunjungan kemarin merupakan kali ketiga ia datang ke Jogja. Pertama pada era 1980-an saat dirinya masih menjadi wakil gubernur dan pada 1995 saat dirinya sudah mejabat gubernur. Bahkan pada kunjungan ke dua tersebut, ia menyempatkan menanam pohon Sawo Kecik yang berada di depan kantor Sultan tepat di sebelah barat Bangsal Kepatihan. “Saya tidak menyangka pohon yang saya tanam 16 tahun silam sudah tumbuh sebesar dan serindang ini,” katanya yang juga menyempatkan berfoto di pohon tersebut.

MERAWAT TAMAN -- Abdi dalem Keraton Ngayogyakarta mendorong pompa air yang akan digunakan untuk menyirami tanaman hias di Kraton Kilen Kompleks Keraton Ngayogyakarta, Kamis (13/10/2011). (JIBI/Harian Jogja/Desi Suryanto)

Selain itu menurutnya, HB IX sudah berkali-kali ke Kyoto dan membawa Jeng Reni selagi masih kecil, sehingga ia mengaku telah mengenal Reni sejak lama. Tak hanya kedekatan persahabatan antar Sultan dan dirinya, ke dua negara juga menjalin kerjasama. Misalnya program Sister City lewat pertukaran pelajar. Demikian pula pada bulan ini saat Kyoto menggelar festifal se Jepang, Jogja mengirimkan delegasinya untuk menyumbang atraksi kesenian.

Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X mengatakan, tak ada perjanjian khusus dalam kunjungan singkat mantan Gubernur Kyoto itu, selain hanya mengenang nostalgia persahabatan dua negara. “Mereka kan pernah ke sini sudah ke tiga kalinya, kita kan orang-orang tua. Ini kan pohon yang nanam beliau pas jadi gubernur. Makanya dipotret, kok sudah tinggi,” kata Sultan.

PERLENGKAPAN UPACARA -- Abdi dalem Keraton Ngayogyakarta membawa sejumlah perlengkapan busana yang akan dipergunakan dalam upacara pernikahan putri bungsu Sultan Hamengku Buwono X, Kamis (13/10/2011). (JIBI/Harian Jogja/Desi Suryanto)

Sementara tenda pernikahan telah dipasang di Bangsal Kepatihan pada H-5 resepsi pernikahan. Dari pantauan Harian Jogja, Kamis (13/10/2011) peralatan tenda sudah didrop ke kepatihan sejak pagi. Kepala Biro Umum Humas dan Protokoler Provinsi DIY, Sigit Haryanto, mengatakan, pemasangan tenda dilakukan sejak awal. Namun untuk kursi para undangan baru didrop pada 17 Oktober, sehari menjelang acara resepsi. Sementara untuk persiapan bangsal menurutnya tinggal mempersiapkan kebersihan dan lampu. “Tidak ada persiapan khusus, bangsal hanya tinggal dibersihkan, untuk kursi nanti tanggal 17 Oktober baru didrop,” terangnya.

Adapun tenda bakal dipasang di sisi timur, barat dan selatan. Bangsal diperkirakan cukup menampung hingga 3.500 orang dari jumlah undangan yang disebar sebanyak 1.700 an. Khusus tamu VIP dipersilahkan memarkir kendaraan di area kepatihan sedangkan tamu reguler parkir di Alun-Alun Utara (Altar). Dari sana rombongan diangkut menggunakan bus dan mobil. Lima buah bus telah disediakan dan sedikitnya ada sekitar 20 unit mobil yang juga dapat digunakan untuk transportasi dari Altar ke bangsal.

JIBI/Harian Jogja/bes

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya