SOLOPOS.COM - Proses pengemasan salak pondoh yang akan diekspor di gedung sortasi dan pengepakan salak organik, Dusun Trumpon, Merdikorejo, Tempel, Sleman. (JIBI/Harian Jogja/Rima Sekarani I.N.)

Masyarakat ekonomi Asean dihadapi petani dengan kreativitas pangan.

Harianjogja/com, SLEMAN- Kepala dan Calon Perwakilan Republik Indonesia (Duta Besar) RI mengunjungi Museum Ullen Sentalu, Sleman, Kamis (21/1/2016). Para Duta Besar (Dubes) tersebut dikenalkan potensi produk unggulan Sleman agar dikenalkan di masing-masing negara.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Dalam pengenalan potensi tersebut, Penjabat Bupati Sleman Gatot Saptadi menyampaikan, sebanyak 12,9% mata pencaharian penduduk Sleman berada di sektor pertanian. Adapun 23,19% potensi ekonomi Sleman didukung oleh sektor perdagangan, hotel, dan restoran. Keberadaan beragam industri juga dinilai ikut andil mememajukan ekonomi Sleman.

“Pemerintah berusaha menyokong industri-industri kecil dan menengah agar siap menghadapi masyarakat ekonomi Asean tahun ini,” kata Gatot.

Ketua Asosiasi Petani Salak Prima Sembada Sleman, Maryono menambahkan, keunikan UKM Salak di Sleman adalah biji salak pondoh yang dimanfaatkan sebagai bahan baku kopi. Saat ini, di pasaran juga dijual produk kopi salak.

“Ini hal pertama di Sleman. Produk salak pondoh Sleman juga diekspor ke beberapa negara. Ini bukti  Sleman siap menghadapi MEA,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya